Hal tersebut menyimpulkan bahwa sejak kecil, anak perempuan selalu diutamakan untuk belajar bagaimana menjadi sempurna.
Sedangkan anak laki-laki diajarkan untuk berani mencoba.
Padahal keberanian juga perlu diajarkan pada anak perempuan lo, Kawan Puan!
Baca Juga: Ini Alasan Perempuan Harus Berani dan Tegas dalam Melawan Korupsi
Pentingnya anak perempuan diajari soal keberanian ini disadari Reshma Saujani ketika dirinya berusia 33 tahun.
Saat itu, tepatnya pada tahun 2010, ia memberanikan diri mengikuti U.S. Congress sebagai keturunan Indian-American pertama yang maju.
Namun meskipun hasilnya belum sesuai harapan, hal tersebut merupakan momen paling berani dalam hidupnya sekaligus menjadi saat di mana ia sama sekali tak memikirkan bagaimana caranya menjadi yang paling sempurna sehingga memperoleh banyak suara.
Dalam pidatonya tersebut, Reshma Saujani memaparkan hasil penelitian Carol Dweck di tahun 1980 tentang bagaimana perempuan dan laki-laki menghadapai masalah.
Ketika menghadapi masalah perempuan akan cenderung menyerah karena takut gagal.
Baca Juga: Ini 5 Cara Membantu Anak Atasi Ketakutan Berbicara di Depan Umum
Sementara laki-laki, akan menganggap masalah tersebut sebagai sesuatu yang menantang sehingga perlu suatu usaha untuk menyelesaikannya.
Reshma Saujani juga mencontohkan bahwa laki-laki akan berani mendaftar sebuah lowongan pekerjaan jika minimal 60% cocok dengan kemampuannya.
Kemudian perempuan hanya akan mendaftar lowongan pekerjaan tersebut ketika kemampuannya sama, dengan kata lain 100% sesuai dengan kriteria yang dicari.