Parapuan.co - Kawan Puan, tentunya kita semua sudah tahu ya kalau pandemi Covid-19 ini belum usai juga.
Bahkan saat ini kita semua dihadapkan dengan gelombang kedua Covid-19. Salah satu negara yang sangat mengkhawatirkan akibat tingginya kasus, yakni di India.
Berdasarkan data yang didapat oleh Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/ MSF) menyatakan pada 18 Mei 2021, jumlah total Covid-19 aktif di India mencapai 3.353.765.
Baca Juga: Akhirnya, Pangeran William Mendapat Vaksin Covid-19 Dosis Pertama
Selain itu, muncul juga strain atau varian Covid-19 baru seperti dari India dan Brasil membuat banyak negara terkena dampaknya.
Oleh sebab itu, maka MSF menekankan bahwa ada kebutuhan untuk meningkatkan akses ke vaksin, produk kesehatan, dan teknologi Covid-19.
Hingga saat ini, banyak negara berpenghasilan rendah tempat Dokter Lintas Batas beroperasi hanya menerima 0,3 persen dari pasokan vaksin COVID-19 global.
Mengetahui hal tersebut, melalui konferensi pers yang diadakan oleh MSF, Kamis (20/05/2021) mendukung agar hak paten vaksin Covid-19 dilonggarkan.
“Ini adalah waktu untuk memilih nyawa daripada keuntungan," ujar Dr. Yuan Qiong Hu, Penasihat Kebijakan Hukum Senior dan Koordinator Kebijakan, MSF Access Campaign.
Baca Juga: Selain Tampah Bambu, Barang Anyaman Ini Juga Dijual dengan Harga Fantastis di Luar Negeri
Dokter Lintas Batas mendesak semua negara untuk mendukung proposal penting untuk mengesampingkan hambatan kekayaan intelektual (IP) yang membatasi akses ke obat, peralatan, dan vaksin Covid-19.
Di mana proposal yang dibuat oleh MSF bertujuan untuk memungkinkan negara-negara memilih untuk tidak menegakkan, menerapkan paten dan eksklusivitas lainnya yang dapat menghambat produksi dan pasokan alat medis Covid-19.
Proposal ini juga memungkinkan produsen untuk mulai memproduksi alat medis Covid-19 yang sangat dibutuhkan tanpa takut diblokir oleh paten atau monopoli lainnya.
Diketahui, sebelumnya pada bulan Mei, AS telah setuju untuk mendukung pengabaian perlindungan IP untuk Covid-19.
Langkah pertama ini menandai bahwa untuk mencapai vaksin yang tersedia.
Baca Juga: Lebih Ramah, Spotify Hadirkan Fitur Khusus untuk Pengguna Berkebutuhan Khusus
Di samping itu untuk semua sementara ini para pemimpin negara G20 mendukung lisensi sukarela untuk paten vaksin COVID-19.
“Dalam pandemi ini, tidak ada yang aman sampai semua aman, dan itu termasuk yang paling rentan. Ada peluang bagi negara dan wilayah (Tiongkok Daratan, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura) dalam menjalankan kepemimpinan dalam seruan untuk pengajuan pengabaian paten,” tutup Dr Yuan Qiong Hu. (*)