Parapuan.co - Kawan Puan, pasti kamu pernah mendengar istilah eating disorder, kan?
Mungkin sepintas eating disorder hanya gangguan makan biasa. Padahal itu salah total, sebab eating disorder merupakan kumpulan kondisi psikologis yang menyebabkan kebiasaan makan tidak sehat.
Mengutip dari Healthline, orang yang terkena eating disorder adalah akibat dari obsesi pada makanan, berat badan, serta bentuk tubuh.
Baca Juga: Sering Alami Migrain saat Menstruasi? Coba Atasi dengan Cara Ini yuk!
Perlu diketahui bahwa gangguan makan ini bisa menyerang semua orang, namun lebih sering terjadi pada remaja dan perempuan muda.
Di mana orang yang terkena eating disorder itu memerlukan intervensi ahli medis dan psikologi.
Sebab, jika sudah parah dan tidak segera ditangani, gangguan makan dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Masih dari sumber yang sama, ternyata eating disorder terdiri dari berbagai tipe. Yuk, simak apa saja tipe eating disorder:
1. Anorexia nervosa
Anorexia nervosa merupakan gangguan makan yang paling terkenal di masyarakat luas.
Umumnya berkembang selama masa remaja atau dewasa muda dan cenderung memengaruhi lebih banyak perempuan daripada laki-laki.
Orang dengan anoreksia umumnya menganggap diri mereka kelebihan berat badan, meskipun nyatanya sangat kurus.
Mereka cenderung memonitor berat badan terus-menerus, menghindari jenis makanan tertentu, dan sangat membatasi kalori.
Gejala umum anorexia nervosa yakni:
- menjadi sangat kurus dibandingkan orang dengan usia dan tinggi yang sama
- membatasi asupan makanan
- ketakutan akan kenaikan berat badan
- enggan mempertahankan berat badan yang sehat
- pengaruh berat berat badan atau bentuk tubuh yang dirasakan sebagai harga diri
- citra tubuh yang terdistorsi, termasuk penolakan menjadi sangat kurus.
2. Bulimia nervosa
Seperti anoreksia, bulimia pun cenderung dialami oleh remaja dan awal masa dewasa, serta lebih banyak dialami oleh perempuan.
Meskipun begitu, bulimia dan anoreksia merupakan dua gangguan makan yang berbeda.
Di mana penderita bulimia sering kali makan makanan dalam jumlah yang sangat banyak dalam jangka waktu tertentu.
Orang dengan bulimia akan makan sampai sekenyang mungkin, dan bahkan bisa lanjut terus atau tidak dapat berhenti makan.
Lalu, meskipun sudah makan sampai kenyang, penderita bulimia akan secara paksa mengeluarkan makanan yang sudah disantap.
Misalnya dengan muntah paksa, mengonsumsi obat pencahar, puasa, hingga olahraga berlebihan.
Berikut ini gejala penderita bulimia:
- makan berlebihan yang berulang dengan perasaan tidak terkontrol
- membersihkan diri atau mengeluarkan makanan secara paksa, untuk mencegah naiknya berat badan
- harga diri yang terlalu dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badan, dan
- takut berat badan naik, meski memiliki berat badan normal.
Baca Juga: Cobalah! Ini 5 Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Perbanyak Produksi ASI
3. Binge eating disorder
Gangguan ini memiliki gejala yang mirip dengan bulimia atau subtipe makan berlebihan dari anoreksia.
Penderita binge eating disorder akan makan secara teratur, tapi dalam menyantap hidangan, mereka bisa menghabiskan jumlah besar dalam waktu singkat.
Meskipun begitu, mereka tidak membersihkan diri atau memaksa mengeluarkan makanan yang sudah disantap.
Gejala binge eating disorder, yaitu:
- menyantap makanan dalam jumlah besar dengan cepat sampai kenyang, meskipun tidak merasa lapar
- merasa kurang terkendali selama makan
- merasa tertekan, seperti malu, jijik, atau bersalah, ketika memikirkan tentang perilaku makan berlebih
- tidak mempraktikkan perilaku membersihkan diri, seperti pembatasan kalori, muntah, olahraga, atau berlebihan menggunakan pencahar untuk mengimbangi binge eating.
4. Pica
Pica adalah gangguan makan dengan gejala cenderung memasukkan barang yang seharusnya tidak dimakan.
Maksudnya adalah penderita pica menyantap zat non-makanan, seperti es, kotoran, tanah, kapur, sabun, kertas, rambut, kain, wol, kerikil, hingga deterjen.
Pica bisa terjadi pada orang dewasa, anak-anak, dan remaja.
Di mana gangguan ini paling sering terjadi pada anak-anak, ibu hamil, dan individu dengan disabilitas mental.
Di sisi lain, jika tidak segera ditangani, orang dengan pica mungkin berisiko lebih tinggi mengalami keracunan, infeksi, cedera usus, dan kekurangan nutrisi.
Baca Juga: Waspada! Kenali 5 Tanda-Tanda Gejala Awal Diabetes Tipe 2 Berikut Ini
5. Gangguan ruminasi
Gangguan ruminasi merupakan suatu kondisi di mana seseorang memuntahkan makanan yang sebelumnya mereka kunyah dan telan.
Tak sampai situ saja, mereka akan mengunyahnya kembali, dan kemudian menelannya lagi atau memuntahkannya.
Tentu tindakan ini berbeda dari refluks, sebab gangguan ruminasi ini lebih bersifat sukarela.
Sama seperti eating disorder tipe lainnya, gangguan ruminasi bisa menyerang semua orang bahkan bayi juga.
Anak-anak dan orang dewasa dengan kondisi tersebut biasanya memerlukan terapi untuk mengatasinya.
Jika tidak teratasi, maka akan mengakibatkan penurunan berat badan dan malnutrisi parah yang dapat berakibat fatal.
6. Avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID)
Avoidan atau gangguan asupan menghindari makanan adalah gangguan makan yang menyebabkan orang kurang asupan kalori dan nutrisi.
ARFID juga dikenal sebagai gangguan makan pada bayi dan anak usia dini.
Penderita gangguan disebabkan karena kurangnya minat makan atau ketidaksukaan terhadap bau, rasa, warna, dan tekstur pada makanan tertentu.
Gejala tipe eating disorder ini, yaitu:
- menghindari atau membatasi asupan makanan yang mencegah orang tersebut makan kalori atau nutrisi yang cukup
- kebiasaan makan yang mengganggu fungsi sosial normal, seperti makan dengan orang lain
- oenurunan berat badan atau perkembangan yang buruk untuk usia dan tinggi, dan
- kekurangan nutrisi atau ketergantungan pada suplemen tertentu.
Baca Juga: Menurunkan Berat Badan Berdasarkan Tipe Tubuh dengan Diet Endomorph, Apa Itu?
Nah, Kawan Puan apabila kamu atau orang terdekat ada yang menunujukkan salah satu dari keenam gejala tipe eating disorder, sebaiknya segera dikonsultasikan ke ahli medis dan psikolog, ya. (*)