Parapuan - Kawan Puan, pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun ini tampaknya belum berakhir juga, ya.
Pasalnya kasus corona baru pun masih bermunculan, bahkan varian Covid-19 dari luar negeri pun telah menyebar di Indonesia.
Seiring dengan kondisi tersebut, presiden Joko Widodo pun menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada tanda-tanda Covid-19 akan segera berakhir.
Baca Juga: Catat! Ini Wilayah Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total
Mengutip dari Kompas.com, adanya risiko pandemi tahun kedua lebih mematikan disampaikan langsung oleh presiden dalam Global Health Summit 2021 yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (21/5/2021).
Dalam penyampaiannya, presiden mengutip pernyataan yang diutarakan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa tahun kedua pandemi Covid-19 bisa jauh lebih mematikan.
"Dokter Tedros, Dirjen WHO, menyampaikan bahwa pada tahun kedua pandemi dampaknya bisa jauh lebih mematikan dibanding tahun pertama," ucap Jokowi.
Di samping itu, Jokowi menambahkan kalau perkembangan berbagai varian baru virus Covid-19 menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, sebagai masyarakat kita dihadapkan pada fakta bahwa kemungkinan pandemi tahun kedua lebih berbahaya dan adanya mutasi virus yang masuk ke Indonesia.
Tentu saja ini bukan hal mudah bagi kita untuk menghadapinya.
Di sisi lain, kesenjangan global atas akses vaksin yang masih terjadi hingga saat ini membuat situasi pandemi makin tak mudah untuk dihadapi.
Pasalnya, saat beberapa negara sudah mulai memvaksin kelompok berisiko rendah yakni anak-anak dan usia belia, hanya 0,3 persen saja suplai vaksin untuk kalangan muda yang didapat oleh negara berpenghasilan rendah.
Ketimpangan ini pun semakin jelas, ketika 83 persen dosis vaksin global sudah diterima negara kaya.
Sedangkan negara berkembang hanya menerima 17 persen dari 47 persen populasi di dunia.
"Saya harus kembali mengingatkan bahwa kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari Covid-19 jika semua negara juga telah pulih," tegas Jokowi.
Baca Juga: Terkait Kasus Kematian Akibat Vaksin, Komnas KIPI Beri Klarifikasi
Bercermin dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa akses vaksin yang adil dan merata itu sulit diwujudkan.
Mengetahui hal tersebut, Jokowi menyatakan suatu solusi yakni dengan cara dunia mengambil langkah jangka pendek, menengah, dan panjang terkait distribusi vaksinasi ini.
Untuk jangka pendek, yaitu memperkuat skema COVAX (Covid-19 Vaccines Global Access) facility yang merupakan akses setara untuk vaksin-vaksin Covid-19 di seluruh dunia.
Di mana hal tersebut merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan, khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai vaksin.
Selanjutnya, dalam jangka menengah dan panjang, dunia harus melipatgandakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan global dan membangun ketahanan kesehatan.
Baca Juga: Kasus COD, YLKI Katakan Literasi Digital Masyarakat Masih Kurang
Nah, Kawan Puan dengan mengetahui informasi di atas, tentunya kita tidak mau ya kalau pandemi ini tak kunjung usai.
Maka dari itu, meskipun Jokowi sudah memberikan solusinya melalui Covax facility, tetap saja kita sebagai individu yang bisa menjada kondisi diri sendiri.
Jadi, yuk, hindari hal-hal yang bisa memicu penyebaran Covid-19 dan tak lupa juga mematuhi protokol kesehatan, ya. (*)