Dia bahkan tidak akan menilai buruk jika kita sampai menangis di tengah-tengah cerita.
Usai bercerita, ibu kemudian memberikan solusi kepada kita untuk membantu menyelesaikan masalah.
Tak lupa dia pun memeluk dan mengecup lembut kening sambil menyemangati diri kita agar tak patah semangat.
4. Membanggakan diri kita sebagai anaknya
Saat sedang mengalami suatu kegagalan dalam hidup, kita dapat merasa terpuruk bahkan terkadang malu menghadapi orang lain.
Namun, ibu tetap bangga dengan diri kita apa adanya dan bangga dengan hal-hal kecil yang berhasil kita lakukan dulu.
Hal-hal kecil tersebut contohnya saat kita dulu mendapatkan nilai sepuluh dalam ujian harian di SD, atau saat kita sukses memanggang kue Lebaran untuk pertama kali.
Walau bagi kita mungkin hal-hal seperti itu tak seberapa, namun ibu tetap bangga terhadap semua pencapaian kita, baik besar maupun kecil.
Baca Juga: Rekomendasi Basa-basi saat Bertemu Calon Mertua untuk Pertama Kali
5. Memaafkan kesalahan kita
Memaafkan orang lain terkadang dapat terasa sulit, apalagi jika kesalahan yang orang lain perbuat sudah keterlaluan.
Tapi, ibu selalu memaafkan kesalahan anak-anaknya meski kesalahan tersebut tampaknya sudah kelewatan.
Misalnya, kita mungkin pernah tidak sengaja membanting pintu kamar di depan ibu kita saat kita dulu bertengkar dengan dirinya.
Hal tersebut tentu tidak sopan dan menyakiti perasaan ibu.
Saat kita meminta maaf atas kelakuan tidak sopan itu, ibu akan memaafkan dan meminta untuk tidak mengulanginya lagi.
Terbukti bahwa jasa seorang ibu kepada anaknya tidak berhenti saat kita sudah mulai dewasa.
Pada usia berapapun, kita tetap bisa merasakan jasa seorang ibu dalam kehidupan. (*)