Filter Viral di Tiktok Dapat Menurunkan Rasa Percaya Diri pada Penggunanya

Shenny Fierdha - Minggu, 23 Mei 2021
ilustrasi TikTok
ilustrasi TikTok Freepik

Parapuan.co - Mungkin Kawan Puan sudah tak asing lagi dengan aplikasi membuat dan membagikan video TikTok yang ramai digunakan banyak orang, terutama kalangan muda.

Situs Intheknow.com menginformasikan bahwa sejak diluncurkan pada 2016 oleh perusahaan teknologi Cina ByteDance, TikTok kerap ramai dibicarakan.

Teranyar, pada Mei 2021, TikTok menjadi perbincangan hangat karena fitur filter video yang dimilikinya.

Filter video yang viral itu dikenal dengan sebutan Inverted Filter.

Baca Juga: Beauty Filter di TikTok, Instagram dan Snapchat Buat Pengidap Facial Dysmorphia Meningkat, Apa yang Terjadi?

Inverted Filter merupakan filter video yang membalik (invert) sudut pandang kamera pada gawai pengguna TikTok sedemikian rupa sehingga menampakkan wujud penggunanya dari sudut pandang orang lain.

Dengan begitu, pengguna TikTok jadi tahu bagaimana penampilan fisiknya di mata orang lain.

Inverted Filter ibaratnya seperti berkaca pada cermin, namun bedanya fitur ini menunjukkan kepada pengguna bahwa penampilan fisiknya di cermin dapat berbeda dari yang dilihat orang lain.

Dampak Inverted Filter terhadap pengguna TikTok luar biasa.

Sejumlah pengguna TikTok kaget dan menangis saat menggunakan fitur ini lantaran mendapati tampilan fisiknya di Inverted Filter terbilang buruk menurut standar pribadi mereka.

Reaksi kaget dan menangis dari salah satu pengguna Inverted Filter di TikTok tersebut dapat dilihat pada tautan ini.

Karena menggunakan Inverted Filter, para pengguna tersebut merasa wajah mereka tidak simetris atau tubuhnya tidak ideal menurut standar kecantikan pribadi yang mereka yakini.

Akibatnya, mereka semakin merasa minder terhadap penampilan fisiknya.

Adapun pengguna Inverted Filter di TikTok kebanyakan perempuan.

Baca Juga: Tak Patut Ditiru, Tips Cantik Viral di TikTok Ini Justru Berbahaya

Selain itu, rasa percaya diri pada pengguna TikTok yang memakai Inverted Filter pun dapat semakin turun, terlebih bagi mereka yang mengalami Body Dysmorphic Disorder (BDD).

BDD adalah gangguan psikologis yang membuat penderitanya terus-terusan berpikir bahwa penampilan fisiknya buruk, padahal belum tentu demikian.

Itulah sebabnya penderita BDD sangat memerhatikan penampilan fisik mereka dan berkali-kali memeriksa penampilannya di cermin.

Mereka juga sering sekali melakukan perawatan wajah dan tubuh demi memperindah penampilan, serta meminta pendapat orang lain mengenai penampilan fisik mereka.

Penderita BDD Sebaiknya Jangan Sering Meminta Pendapat Orang

Menurut Samantha Glickman, seorang praktisi klinis dari Amerika Serikat, penderita BDD sebaiknya jangan sering meminta pendapat orang sekitarnya mengenai penampilan fisiknya, termasuk di media sosial seperti TikTok.

Samantha, yang berasal dari Departemen Psikiatri Anak dan Remaja di NYU Grossman School of Medicine di New York, mengungkapkan bahwa pendapat orang lain dapat memengaruhi pikiran penderita BDD.

"Perbuatan ini (meminta pendapat orang lain mengenai penampilan fisik penderita BDD) mungkin dapat meredakan kecemasan (pada penderita BDD) untuk sesaat, namun tidak menghilangkan gejala (BDD pada penderita)," ungkap Samantha, seperti dikutip dari Intheknow.com pada Minggu (23/5/2021).

Baca Juga: Viral di TikTok, Ternyata Teknik Makeup Sun Cream Contouring Berbahaya

Gejala yang dimaksud adalah gejala-gejala BDD yang sudah disebutkan tadi, seperti penderita berkali-kali memeriksa penampilan fisiknya di cermin dan meminta pendapat orang terkait penampilannya.

Meski penderita BDD merasa kecemasannya hilang ketika orang lain mengomentari penampilan fisiknya dengan positif, namun rasa cemas itu hanya hilang sesaat dan dapat kembali lagi.

Ketika penderita BDD merasa cemas lagi terhadap penampilan fisiknya, maka penderita akan kembali mematut diri depan kaca berkali-kali dan meminta pendapat orang mengenai penampilannya lagi.

Terapi CBT

Untuk mengatasi BDD, penderita harus menjalani Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Menurut situs Verywellmind.com, CBT adalah terapi yang berupaya mengubah pikiran atau persepsi negatif individu menjadi pikiran atau persepsi yang lebih positif dan realistis.

Dalam setiap sesi terapi CBT, individu akan diajak mengobrol dengan terapis mengenai permasalahan yang dialaminya.

Satu sesi terapi CBT berlangsung selama 30 menit sampai 60 menit.

Baca Juga: Kenapa Kita Menormalkan Konten TikTok Berisi Pelecehan Seksual? Ini Jawaban Komnas Perempuan

Sesi terapi ini dapat dilakukan satu kali dalam seminggu atau satu kali setiap dua minggu.

Tergantung dari tingkat keparahan permasalahannya, individu dapat menjalani terapi CBT sebanyak lima sesi hingga 20 sesi.

Untuk terapi CBT dalam kasus BDD, terapis dapat meminta penderita BDD untuk tidak sering-sering memeriksa penampilan fisiknya di cermin.

Selain itu, dalam setiap sesi CBT, terapis dapat membimbing penderita BDD untuk menciptakan pikiran atau persepsi yang lebih baik terhadap penampilan fisiknya.

"(Ini karena) masalahnya terletak pada persepsi mereka sendiri (para penderita BDD) terhadap dirinya," tutup Samantha, seperti dikutip dari Intheknow.com.

Semoga artikel ini dapat membantu Kawan Puan lebih memahami soal Inverted Filter pada TikTok dan dampaknya terhadap penggunanya, ya, khususnya yang menderita BDD.(*)

 

https://www.intheknow.com/post/inverted-filter-tiktok-body-dysmorphic-disorder/ 

https://www.verywellmind.com/what-is-cognitive-behavior-therapy-2795747 

Sumber: Verywellmind.com,Intheknow.com
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat