Parapuan.co - Sudah sejak lama film menjadi media hiburan kita semua. Saat sedang sedih, kita menonton film lucu agar tertawa. Saat sedang bosan kita menonton film agar waktu cepat berlalu.
Pun ketika kita jarang berinteraksi dengan orang secara langsung, film seolah jadi media kita menyelami perasaan dan pengalaman hidup para karakter di dalamnya.
Tidak banyak kita sadari bahwa film ini menjadi bagian penting dari kita lebih dari sekadar hiburan semata.
Baca Juga: Ngeri! Ini Rekomendasi 4 Film Horor Terseram untuk Ditonton Hari Jumat
Film yang amat menyentuh, dengan penggambaran emosi dan pengalaman manusia di dalamnya, dapat berdampak besar pada perasaan dan kehidupan kita.
Kita bisa ikut menangis, tertawa, sedih, cemas, dan beragam emosi lain ketika menonton film dengan penggambaran emosi yang detail.
Perasaan yang seolah ikut campur aduk ketika melihat film adalah sebuah cara bagi kita untuk berdamai dan memahami perasaan yang dirasa di dunia nyata.
Melansir dari Verywellmind.com, sebuah studi yang diterbitkan dalam Mass Communication and Society oleh para peneliti dari Ohio State University menunjukkan bahwa film yang menyentuh secara emosional di mana karakternya berusaha untuk mencapai tujuan hidup, sebenarnya membantu kita memahami perjuangan kita sendiri.
Kita merasa relate dengan film tersebut karena menampilkan perjuangan dan perasaan yang amat kita kenal dalam dunia nyata, karena mirip dengan yang sedang kita alami.
Makanya, studi dari para peneliti Ohio State University berani bilang bahwa film membantu kita berdamai dan memahami perjuangan diri sendiri.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti itu berfokus pada efek film dengan narasi eudaimonic.
Narasi eudaimonic adalah film yang menggambarkan perjuangan karakter dalam mencapai kebahagiaan melalui aktualisasi diri dan tujuan hidup bermakna.
Tujuannya adalah untuk memahami mengapa seseorang terus mencari film dengan kisah yang begitu menyentuh secara emosional.
Peneliti merancang sebuah studi kasus untuk mencari tahu alasan mengapa orang-orang suka film yang emosional.
Mereka menyusun dua puluh daftar film yang dibuat setelah tahun 1985 dengan rating yang cukup tinggi di situs IMDB.
Baca Juga: Belajar Jadi Ibu Hebat ala Linda di Film The Mitchells vs The Machines
Daftar tersebut kemudian dibagi menjadi dua. Daftar pertama berisikan film Hotel Rwanda, Up, The Shawshank Redemption dan Schindler's List yang dideskripsikan sebagai film menyentuh, menginspirasi, dan emosional, di situs IMDB.
Lalu daftar yang kedua adalah film Ratatouille, Pulp Fiction, dan Fight Club yang kurang emosional.
Hasilnya, responden yang menonton film dalam daftar pertama (film yang menyentuh, menginspirasi, dan emosional) mengaku mendapatkan bantuan pemahaman terkait kesulitan dalam hidup.
Responden juga menilai bahwa mereka bisa lebih berdamai dan menerima kenyataan hidup setelah melihat kondisi orang lain melalui film.
Penerimaan mereka terhadap diri sendiri dan segala masalah yang dialami jauh lebih tinggi selepas menonton film emosional.
Di sisi lain, responden pun mengaku lebih termotivasi untuk menjadi orang yang lebih baik dengan membantu sesama setelah menyelesaikan film dalam daftar pertama.
"Film emosional yang sangat menyentuh dan menginspirasi membantu menegaskan kepada orang-orang bahwa hidup sering kali melibatkan kegembiraan dan keberuntungan.
"Namun juga di sisi lain ada kehilangan dan kesedihan. Semua perasaan dan peristiwa itu memberikan makna dalam pada hidup kita," terang Jared Ott, peneliti utama dalam studi kasus yang dilakukan oleh Ohio State University.
Baca Juga: Angelina Jolie Ingin Main Film Korea, 4 Aktris Asal Korea Ini Sudah Sukses di Hollywood
Psikolog Marisa Franco, PhD pun setuju bagaimana film dapat memengaruhi seseorang dalam penerimaan diri di kehidupan nyata.
Menurutnya, ketika seseorang menonton film, mereka sedang membangun hubungan parasosial dengan karakter TV hingga mulai menyelami perasaan dan pengalaman yang karakter itu alami.
"Kita mengembangkan apa yang disebut hubungan parasosial dengan karakter televisi.
"Karakter dalam televisi dan film itu membantu kita merasa terhubung dan ikut merasakan pengalamannya meski mereka tidak nyata," ucap Franco.
Pada akhirnya, film emosional yang sarat akan makna dapat membantu kita lebih memahami pengalaman hidup sendiri.
Film emosional pun bisa membuat kita lebih termotivasi dan semangat dalam menjalani hidup, bahwa di dunia ini kita tidak sendiri. (*)