Parapuan.co - Sepertinya kita semua tahu bahwa bersyukur dan mensyukuri kehidupan saat ini ialah hal yang positif. Hidup bak lebih tenang.
Namun, ternyata jika kamu terlalu mensyukuri pekerjaanmu saat ini, hal itu disebut bisa memicu stres, lho. Toh, namanya yang berlebihan memang bisa jadi tidak baik.
Apalagi di masa pandemi ini ketika kamu mengeluh pekerjaanmu, boleh jadi ada saja yang bilang, "Kamu harus bersyukur atas pekerjaanmu. Ada yang tidak bisa bekerja."
Baca Juga: Kawan Puan sedang Stres? Coba Lakukan Cara Ini agar Stres Mereda
Sekilas terdengar benar juga, tetapi rupanya pernyataan selaras itu bisa memicu hal buruk dalam kehidupan termasuk kesehatan kita, lho.
Terlepas dari kenyataan bahwa para ilmuwan mengasosiasikan kebahagiaan dengan ucapan terima kasih, tak bisa dimungkiri bahwa rasa syukur memiliki kelemahan.
Meski rasa syukur atas pekerjaanmu tulus, seringkali itu bisa salah tempat dan akibat dari tekanan untuk bersyukur atas pekerjaan. Alhasil itu menjadi bumerang bagi kita.
Nah, melansir dari Nova.id, PARAPUAN telah merangkum penjelasan, bagaimana bisa terlalu mensyukuri pekerjaan benar memicu stres? Simak, yuk!
1. Mentolerir hal yang tidak membahagiakan
Ketika kita bekerja lebih dari waktu yang seharusnya berkali-kali, sebagian diri kita boleh jadi sadar itu hal yang salah dan harusnya dihentikan.
Salah satu caranya ialah dengan membicarakan hal tersebut dengan atasan. Tentu agar itu tidak terulang lagi dalam pekerjaanmu.
Sayangnya, kamu tidak melakukan itu karena dalam situasi buruk itu, kamu berpikir "Bisa jadi nanti di depan ada hal yang lebih buruk lagi."
Kita seakan sibuk mendorong diri sendiri untuk bersyukur atas pekerjaan itu padahal tanpa kita sadari, sebenarnya dalam diri ini tak menyukainya.
Baca Juga: Hindari Stres, Ini 4 Cara Mengatasi Beban Kerja yang Tinggi di Kantor
2. Bikin lebih rentan terhadap atasan
Rasa bersyukur kamu yang berlebihan dan salah tempat itu bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh perusahaan atau atasan dengan memberi ancaman.
Misalnya memanipulasi kita agar bekerja berlebihan atau mereka akan memangkas gaji sebagai alasan untuk memberhentikan kita.
Sayangnya, mereka seakan tahu kamu sebagai karyawan tidak akan mengeluh atau berhenti karena mereka takut tidak akan menemukan pekerjaan baru.
Ketika orang bersyukur karena memiliki pekerjaan, hal itu mungkin menghalangi mereka untuk membela hak-hak mereka yang sebenarnya di kantor.
3. Terbiasa menutupi emosi negatif
Ketika kamu memaksakan diri untuk bersyukur, kamu mungkin menggunakan cara "melewati rasa syukur" untuk menghindari dan menekan perasaan negatif.
Kamu bilang ke diri sendiri bahwa kamu tetap merasa bersyukur bahkan ketika kamu benar-benar merasa sedih, marah, stres, cemas, dan lelah.
Sayangnya, kamu mungkin melewatkan tanda bahaya dari tubuhmu yang seharusnya membuatmu khawatir karena ada sesuatu yang salah.
Tentu hal tersebut tidak sehat untuk jiwa ragamu. Soalnya, dengan begitu kamu mungkin tidak akan melihat efek positif dari rasa syukur yang benar-benar tulus.
Baca Juga: Jangan Diabaikan! Ini 3 Tanda Tubuh Memintamu Segera Berhenti Kerja
Akhirnya, perasaan negatiflah yang datang dengan intensitas tinggi.
Sedihnya lagi ketika kamu terlalu mensyukuri pekerjaan hingga punya rasa terima kasih yang dipaksakan, kamu mengabaikan bagaimana perasaan itu sebenarnya bisa memotivasimu.
Maka dari itu, kamu perlu mengenali dirimu lebih baik lagi agar tidak perlu memaksakan untuk mensyukuri pekerjaan secara berlebihan hingga tanpa sadar menyakiti diri sendiri. (*)