Tak Hanya Covid-19, Infeksi Jamur Hitam Melanda India! Pahami Infeksi Ini Lebih Lanjut

Shenny Fierdha - Senin, 24 Mei 2021
Dokter memeriksa pasien penderita infeksi jamur hitam di India
Dokter memeriksa pasien penderita infeksi jamur hitam di India Uma Shankar Mishra/AFP

Parapuan.co - Kasus Covid-19 di India sudah dalam taraf mengkhawatirkan.

Bahkan India menduduki posisi ketiga negara dengan kasus kematian akibat Covid-19 terbanyak di dunia.

Namun nahasnya, tak hanya Covid-19 yang masih diperangi oleh masyarakat India. Kini negara tersebut juga tengah menghadapi wabah infeksi jamur hitam, Kawan Puan.

Wabah infeksi ini memang masih asing di telinga kebanyakan orang. Tapi jangan salah, infeksi jamur hitam ini dinilai mematikan.

Kompas.com memberitakan bahwa infeksi jamur hitam ini juga dikenal sebagai infeksi Mucormycosis.

Jika terlambat ditangani, infeksi ini dapat menyerang otak penderitanya dan berujung pada kematian.

Baca Juga: Tak Mau Indonesia Seperti India, Menkes Tekankan Soal Vaksin dan Protokol Kesehatan

Seolah sedang diuji bertubi-tubi, India sekarang tak hanya harus menangani banyaknya pasien Covid-19 di negaranya tapi juga warganya yang terkena infeksi jamur hitam.

Situs Worldometers.info menginformasikan bahwa sampai Senin (24/5/2021), angka kasus positif Covid-19 di India mencapai 26,7 juta kasus sementara angka kematian mencapai 303.751 jiwa.

Sementara, per Jumat (21/5/2021), sebanyak 7.250 orang terinfeksi jamur hitam di India dan 219 orang meninggal dunia akibat infeksi ini.

Beberapa wilayah di India yang melaporkan adanya kasus infeksi jamur hitam antara lain Maharashtra, Madhya Pradesh, Haryana, Telangana dan Gujarat.

Alasan Dinamakan Jamur Hitam

Melansir Kompas.com, diinformasikan bahwa seseorang dapat mengalami infeksi jamur hitam jika dia menghirup spora jamur hitam yang beterbangan di udara.

Setelah terhirup, spora jamur dapat masuk dan menyebar di dalam tubuh manusia, salah satunya lewat pembuluh darah.

Tak hanya itu, spora jamur kemudian dapat menyerang pembuluh darah sehingga mengganggu jalannya sirkulasi darah ke organ-organ dalam tubuh.

Akibatnya, jaringan pada organ-organ tubuh jadi mati dan menghitam.

Itulah sebabnya infeksi ini dinamakan infeksi jamur hitam, Kawan Puan.

Baca Juga: Komunitas Nakes Perempuan India Sebut Pemerintah Gagal Lindungi Mereka dari Covid-19

Penyebab dan Gejala Infeksi Jamur Hitam

Infeksi ini disebabkan oleh jamur hitam yang tumbuh di lingkungan lembap dan kotor atau di tanah.

Spora jamur tersebut dapat terbang ke udara dan orang yang menghirupnya kemudian dapat mengalami infeksi.

Meski orang yang menghirup spora jamur itu mengalami infeksi, namun penting diingat bahwa infeksi jamur hitam tidak menular dari orang ke orang.

Usai terhirup, individu dapat merasakan keluhan di beberapa bagian tubuhnya, tergantung pada bagian tubuh mana spora jamur itu menyerang.

Jika spora jamur menyerang mata, maka individu dapat mengeluhkan penglihatan ganda atau kabur.

Selain itu, beberapa gejala infeksi jamur hitam yang lain adalah nyeri dada, pembengkakan wajah, demam, dan bisul kulit.

Penderita infeksi jamur hitam pun dapat mengeluhkan nyeri atau kemerahan di sekitar mata maupun hidung, sesak napas, bahkan muntah darah.

Baca Juga: Tidak Hanya India, Negara Berikut Juga Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Dapat Berakibat Fatal

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (The United States Centers for Disease Control and Prevention, U.S. CDC), infeksi jamur hitam dapat menimbulkan infeksi serius.

Terutama bagi orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah, termasuk penderita diabetes.

Pengidap kanker atau orang-orang yang pernah menjalani operasi transplantasi organ juga rentan terkena infeksi jamur hitam karena lemahnya kekebalan tubuh mereka.

Kalau tidak ditangani dengan baik, maka mereka yang sudah terinfeksi jamur hitam berisiko kehilangan nyawanya.

"Jika tidak dikendalikan, tidak diobati, itu (infeksi jamur hitam) dapat memiliki (tingkat) kematian antara 20 persen hingga 50 persen," ucap Hemant Thacke yang merupakan dokter spesialis di Breach Candy Hospital, Mumbai, India, seperti dikutip Kompas.com pada Minggu (23/5/2021).

Baca Juga: Kasus Covid-19 di India Kian Memburuk, Negara Berikut Ketatkan Lockdown

Hubungan Antara Infeksi Jamur Hitam dengan Covid-19

Berhubung jamur ini mudah menyerang orang-orang dengan kekebalan tubuh lemah, maka infeksi ini dapat menyerang pasien Covid-19.

Ini karena kekebalan tubuh pada pasien Covid-19 tidak sekuat orang-orang yang sehat.

Selain itu, orang-orang yang baru saja sembuh dari Covid-19 rentan terkena infeksi jamur hitam pula.

Ini lantaran kekebalan tubuh mereka belum kembali kuat seperti sedia kala sebab masih dalam proses pemulihan.

Maka dari itu, pasien Covid-19 maupun mereka yang baru saja sembuh dari Covid-19 disarankan untuk rajin minum vitamin C untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Sering mengonsumsi makanan untuk meningkatkan kekebalan tubuh seperti daging sapi, ikan, ayam, kunyit, dan teh hijau juga disarankan.

Pencegahan dan Pengobatan

Mengingat jamur ini sering ditemukan di tempat yang kotor dan lembap, maka salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi jamur hitam adalah dengan menjaga kebersihan.

Tak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menjaga kebersihan diri sendiri dengan cara mandi teratur dan sering cuci tangan.

Ketika kita harus mengunjungi tempat yang lembap, kotor, atau berdebu, tetap gunakan masker yang menutupi hidung dan mulut.

Saat kita hendak berkebun atau melakukan kegiatan lain yang membuat kita harus berkontak dengan tanah, lumut, maupun pupuk kandang, maka kita harus berpakaian aman.

Berpakaian aman tersebut maksudnya adalah mengenakan baju lengan panjang, celana panjang, sarung tangan, dan sepatu.

Apabila tiba-tiba terkena infeksi jamur hitam, maka kita harus segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diobati.

Baca Juga: Bareng Nick Jonas, Priyanka Chopra Galang Dana untuk Bantu Krisis Covid-19 di India

Adapun pengobatan untuk infeksi jamur hitam adalah Amphotericin B. Ini adalah obat antijamur yang digunakan untuk infeksi jamur serius.

Obat tersebut biasanya diberikan kepada pasien melalui injeksi atau infus.

Pengobatan dengan Amphotericin B dapat berlangsung selama sekitar enam minggu, tergantung dari seberapa dini infeksi itu dideteksi dan diobati.(*) 

Sumber: Kompas.com,Worldometers.info
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja