Lansia Tak Selalu Identik dengan Penyakit, Jaga Diri dan Tetap Aktif di Usia Lanjut dengan Hal Ini

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 26 Mei 2021
Ini Kata Ahli agar Lansia Tetap Sehat dan Aktif di Usia Senja
Ini Kata Ahli agar Lansia Tetap Sehat dan Aktif di Usia Senja JohnnyGreig

Parapuan.co - Sensus Penduduk tahun 2020 mencatat jumlah lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa atau sekitar 9,92% dari keseluruhan penduduk di Indonesia.

Sementara PBB juga merilis data bahwa Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak ke-8 di dunia.

Dengan demografi penduduk lansia yang begitu besar, wajar jika kondisi kesehatan, potensi ekonomi, keadaan sosial, dan akses penduduk lansia terhadap berbagai perlindungan serta pemberdayaan bagi peningkatan kualitas hidupnya menjadi penting untuk diperhatikan.

Bertambah tua adalah pasti, serta bagian normal dari kehidupan dan penuaan memang akan mempengaruhi setiap orang secara fisik dan mental. Apalagi di masa sekarang ini, masyarakat juga menghadapi ancaman penuaan dini akibat paparan radikal bebas.

Seiring waktu, kerusakan DNA dan dampak negatif lainnya, akan mempercepat penuaan sebelum waktunya.

Baca Juga: Saat Istri Menjalani Multiperan dalam Rumah Tangga, Apa Dampaknya?

Dengan bertambahnya usia, menjadi penting untuk terus mempraktikkan kebiasaan hidup sehat agar kualitas hidup lansia menjadi jauh lebih baik. Kualitas hidup lansia yang lebih baik akan mengurangi kemungkinan munculnya berbagai hambatan kognitif dan penurunan fisik yang terlalu ekstrem, tidak mudah terkena penyakit berat, dan bahkan membantu mengurangi stres.

Proses penuaan tidak bisa dilawan, tetapi perlu diingat bahwa banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menjalani usia senja dengan sehat, tetap aktif, dan kuat, salah satunya dengan mengonsumsi nutrisi harian yang tepat dan olahraga.

Prof. DR. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M-Epid, FINASIM, Dokter Penyakit Dalam Sub Spesialis Geriatri FKUI RSCM dan Ketua PB Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi), menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia memang tak terelakkan terjadi perubahan-perubahan fisik pada lansia.

“Lansia biasanya mengalami setidaknya 5-10 jenis masalah kesehatan. Mulai dari pneumonia, hipertensi, diabetes, stroke, katarak, hingga sarkopenia/penurunan massa otot.

"Terlebih lagi paparan radikal bebas juga bisa mempercepat/memperburuk proses penuaan. Selain itu juga ada gangguan psikologis seperti demensia, depresi dan penurunan kapasitas fungsional sampai membutuhkan caregivers," ungkap Prof. Siti Setiati.

Ia juga menyerankan agar lansia melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah penyakit yang tak diinginkan.

"Untuk itu, disarankan agar lansia melakukan pemeriksaan rutin minimal setahun sekali dan melakukan upaya pencegahan agar penyakitnya tidak semakin parah, serta yang paling penting bagi lansia adalah tetap aktif agar kualitas hidup lebih baik,” tambahnya.

Baca Juga: Ini Syarat Lengkap Daftar Vaksin Covid-19 untuk Lansia Usia 50 Tahun ke Atas

Selama ini, kebanyakan orang masih berpendapat bahwa bertambahnya usia berarti kesehatan akan menurun, atau bahkan tidak berdaya. Padahal, WHO telah mencetuskan konsep “active aging”, sebagai proses optimalisasi kesempatan kesehatan, partisipasi, dan keamanan guna meningkatkan kualitas hidup seiring bertambahnya usia.

Artinya kita dapat dan perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan seseorang terus aktif dan sehat, serta berfungsi dengan optimal secara fisik, sosial, maupun psikologis dalam kehidupannya sehari-hari, sampai berapapun usia mereka.

Proses penuaan terjadi seperti sebuah kurva, pada awal kehidupan tubuh mengalami pertumbuhan pesat hingga mencapai puncaknya, lalu setelahnya terjadi penurunan kondisi fisik, dimulai dari bagian luar seperti kulit dan wajah, lalu diikuti juga perubahan bagian dalam tubuh, seperti penurunan kerja organ tubuh yang bisa mempengaruhi kualitas kesehatan.

Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik dan juga Dosen Ilmu Gizi di Universitas Indonesia juga menekankan pentingnya nutrisi untuk memelihara kesehatan lansia.

“Orang tua, khususnya yang berusia lebih dari 60 tahun cenderung lebih rentan terhadap kekurangan nutrisi dan berbagai masalah gizi lainnya, bahkan bisa sampai mengalami malnutrisi. Nutrisi yang tepat sangat dibutuhkan untuk membantu pemeliharaan kesehatan dan mengurangi timbulnya penyakit kronis. Nutrisi harian yang mengandung protein, serat, omega 3 dan 6, vitamin, mineral serta antioksidan sangatlah penting untuk menjaga kesehatan lansia terutama untuk menjaga agar lansia tetap aktif,” jelas Fiastuti.

Jadi sangat penting bagi lansia dan keluarganya untuk memastikan lansia mendapatkan nutrisi harian yang dibutuhkannya.

Nutrisi tersebut bisa dipenuhi dengan mengonsumsi lebih banyak buah, sayuran, daging tanpa lemak, serta ikan, para lansia juga disarankan mengonsumsi nutrisi tambahan seperti susu karena mudah dicerna, terutama susu yang kaya dengan kandungan tinggi protein, Vitamin D, Vitamin B-12, kalsium dan serat.

Proses penuaan tidak harus identik dengan penyakit bila kita memahami cara menjaga kesehatan lansia dengan baik dan tepat.

Baca Juga: Vaksinasi untuk Lansia 50 Tahun ke Atas Akhirnya Mulai, Cara Daftarnya Tidak Rumit!

Tentunya tidak ada yang mau merasa dibatasi oleh kesehatan, termasuk para lansia.

Masih begitu banyak aspek yang bisa dipelajari tentang cara menjaga lansia agar tetap sehat dan aktif melalui asupan Nutrisi Harian hingga Olahraga yang teratur dan tepat.

Semuanya akan dibahas lebih lanjut oleh Entrasol dalam rangka HLUN 2021 dengan topik “Peran Nutrisi Harian untuk Lansia Agar Tetap Aktif dan Fit“ pada Sabtu, 29 Mei 2021 mulai pk. 15.00 WIB.

Di kegiatan ini, para lansia dan anggota keluarganya dapat berdiskusi langsung dengan dr.Lazuardhi Dwipa, Sp.PD-KGER, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri di RS Hasan Sadikin Bandung dan dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO, Spesialis Kedokteran Olahraga.

Kegiatan ini dapat diikuti secara gratis dengan mendaftarkan diri di http://bit.ly/RegisterHLUN. (*)

Anak Perempuan Usia Remaja Rentan Terserang Lupus, Ini Penjelasan Dokter