1. Bangkitkan kesadaran dampak krisis terhadap perempuan
Beri tahu stafmu, terutama perempuan, mengenai dampak dari pandemi yang mungkin mereka alami.
Terangkan tentang kemungkinan pemberhentian (PHK) atau pengurangan gaji, misalnya.
Jelaskan pula bahwa hal itu tidak hanya akan menimpa karyawan perempuan, tetapi juga para karyawan lain.
Jika sadar akan kemungkinan ini, perempuan akan terdorong untuk meningkatkan kemampuannya.
Mereka juga akan berjuang untuk tidak kehilangan pekerjaan, atau supaya bisa bangkit jika harus kehilangan pekerjaan.
Baca Juga: 11 Perbedaan Bos Baik dan Hebat, Kamu Tipe yang Mana Kawan Puan?
2. Libatkan staf perempuan dalam tugas penting
Sebagai seorang pimpinan, kamu punya hak menentukan siapa saja yang mesti terlibat dalam tugas-tugas penting.
Kalau ada pertemuan dengan klien, membuat kebijakan baru di perusahaan, atau rapat bersama jajaran direksi, libatkan lebih banyak staf perempuan.
Dengan begitu, mereka akan tahu seperti apa tugas seorang pemimpin terlepas apapun gendernya.
Semakin perempuan terlibat, mereka semakin sadar bahwa dirinya penting dan dibutuhkan.