Parapuan.co - Saat anak tiba-tiba terserang panas, Kawan Puan sebagai orang tua mungkin akan beranggapan bahwa ini adalah gejala flu biasa.
Namun ternyata kenaikan suhu tubuh terjadi tak hanya karena flu, loh. Salah satu penyebab lainnya adalah gejala penyakit demam berdarah.
Demam berdarah terjadi karena infeksi dari virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk, yang sering disebut dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Meski sudah menjaga kebersihan rumah, kamu mungkin tidak menyadari kapan anak tergigit nyamuk aedes, yang membawa virus dengue.
Umumnya, penyakit DBD menunjukkan beberapa gejala seperti panas tinggi, yang terjadi antara dua hingga tujuh hari.
Baca Juga: Gejala yang Ditunjukan saat Kamu Mengalami Kekurangan Trombosit
Tak hanya menunjukan gejala panas, namun demam berdarah juga menunjukan gejala umum seperti:
- Timbul bintik merah pada kulit
- Mimisan
- Badan terasa lemas
- Muntah
- Penurunan trombosit hingga 100.000/mm3
Gejala DBD yang dialami oleh seorang anak pun berbeda, dibandingkan orang dewasa. Sebab, gejala pada anak umumnya datang dan pergi.
Pada fase awal saat anak-anak terserang DBD mereka, akan menunjukkan gejala utama yaitu panas yang tinggi.
Namun perlahan-lahan panas tersebut turun dan menganggap bahwa sakit yang dirasakan sudah reda.
Baca Juga: Perlu Dipahami, 2 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Trombosit Kamu Rendah
Hal ini perlu diwaspadai. Sebab saat suhu tubuh normal, umumnya DBD pada anak sedang melewati masa kritis yang bisa berdampak buruk jika tak segera ditangani.
5Pertolongan pertama perlu dilakukan orang tua saat mengetahui anaknya mengalami gejala DBD.
Menurut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan yang dilansir dari Kompas.com, berikut pertolongan pertama yang bisa Kawan Puan lakukan:
1. Arahkan anak untuk beristirahat dan tidak melakukan aktivitas apapun termasuk bermain.
Biarkan mereka berbaring dengan tenang selama demam.
2. Berikan anak obat penurun demam dengan dosis yang sesuai.
Pilihlah obat penurun deman yang aman bagi lambung anak
3. Kompres anak dengan menggunakan air hangat.
4. Rutin menjaga asupan air pada anak.
Baca Juga: Mengenal Trombositopenia, Kondisi Kekurangan Jumlah Trombosit dalam Darah
Upayakan agar mereka sering mengomsumsi air putih untuk tetap menjaga cairan dalam tubuh.
Paling tidak minum air sebanyak 1 sampai 2 liter perhari.
Hindari untuk mengonsumsi minuman seperti susu cokelat dan sirup merah.
5. Bila anak mengalami kejang, hindari memasukan benda apapun ke dalam mulut.
Jika anak masih tetap menunjukan gejala lain seperti mimisan dan muncul bintik merah, maka ada baiknya jika Kawan Puan segera membawa anak ke dokter.
(*)