Bekerja Sebagai Bapak Rumah Tangga
“Dalam banyak komunitas dan bangsa, terdapat cara pandang tradisional yang selalu melihat peran domestik seperti merawat anak, merawat anggota keluarga, dan urusan rumah tangga seperti belanja, membersihkan rumah, mencuci, dan memasak menjadi wilayah dari perempuan,” ujar Dr. Devie Rahmawati, peneliti dan pengajar tetap di Vokasi Komunikasi Sosial, Universitas Indonesia.
Dr. Devie Rahmawati pun menambahkan bahwa ketika laki-laki mengerjakan peran domestik akan dinilai sebagai pilihan bebas (free choices) atau hobi semata.
Padahal, bagi beberapa keluarga ada yang menjadikan perempuan sebagai tulang punggung keluarga dan laki-laki sebagai bapak rumah tangga.
Salah satunya responden PARAPUAN, Rizkiana Hidayat, seorang ibu pekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, saat dihubungi PARAPUAN, Senin (10/5/2021).
Rizkiana menjadi pencari nafkah utama, sedangkan suaminya bekerja di rumah sebagai bapak rumah tangga dan mengurus buah hatinya.
Hal itu bukan tanpa sebab, mereka sudah melakukan komunikasi bersama dan mengambil keputusan terbaik.
Tidak ada paksaan antara Rizkiana dan suami untuk mengerjakan tugas domestik, keduanya percaya jika ngobrol atau komunikasi terbuka membuka jalan solusi terkait peran ini.
“Kebetulan suami lebih detail dari aku (dalam urusan domestik), jadi soal kebersihan dan kerapian dia lebih juara,” kata Rizkiana.
Karena Rizkiana setiap harinya bekerja penuh waktu, ia menceritakan bahwa yang mengasuh anaknya yang baru genap dua tahun adalah suaminya.
Sepulang kerja, Rizkiana mengambil alih untuk turut bermain dan mengasuh buah hatinya, termasuk akhir pekan.
Baca Juga: Ternyata Membagi Tugas Domestik dengan Anak Bisa Latih Kemandirian, Loh!