Ini Alasan Mengapa Kawan Puan Wajib Catat Siklus Menstruasi Tiap Bulan

Alessandra Langit - Minggu, 30 Mei 2021
Sebelum telat menstruasi kita bisa tahu terjadinya kehamilan dari 13 tanda hamil muda berikut ini.
Sebelum telat menstruasi kita bisa tahu terjadinya kehamilan dari 13 tanda hamil muda berikut ini. freepik.com

Parapuan.co - Apakah Kawan Puan ingat perkiraan tanggal siklus menstruasimu datang setiap bulannya?

Mungkin beberapa dari Kawan Puan pernah disarankan untuk selalu mencatat jadwal siklus menstruasi oleh orang tua atau orang dewasa lainnya saat kita baru pertama mengalami menstruasi.

Mencatat siklus menstruasi berarti mencatat kapan kamu sedang menstruasi dan mendokumentasikan informasi lain yang terkait dengan siklus tersebut. 

Sebelum teknologi berkembang, perempuan harus melakukan pencatatan ini dengan menandai tanggal di kalender, tetapi sekarang banyak aplikasi pencatat siklus menstruasi yang bisa diandalkan.

Baca Juga: Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, Ini Sejarah dan Tema yang Diangkat

Melansir dari Everyday Health, Marjan Attaran, MD, seorang ginekolog di Klinik Cleveland, Ohio, panjang siklus diukur mulai dari hari terakhir hingga hari pertama menstruasi selanjutnya.

Bagi kebanyakan perempuan, siklus rata-rata adalah 28 hari, meskipun 21 sampai 35 hari dianggap normal bagi perempuan dewasa.

Mungkin sampai sekarang kita bertanya-tanya alasan di balik keharusan pencatatan siklus menstruasi tersebut. Berikut beberapa manfaat dari pencatatan siklus menstruasi.

Bagi perempuan yang ingin hamil

Mengetahui durasi siklus menstruasi sangatlah bermanfaat. 

Bagi perempuan yang mencoba untuk hamil, memahami waktu siklus sangat penting untuk menentukan waktu kemungkinan besar mereka untuk hamil.

Perempuan dianggap subur jika sel telur telah dilepaskan dari ovarium dan dapat bergabung dengan sperma laki-lao. 

American College of Obstetricians and Gynecology menyatakan bahwa, perempuan bisa hamil jika berhubungan seks saat lima hari sebelum ovulasi hingga satu hari setelahnya.

Umumnya, ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi berikutnya. 

Tetapi setiap perempuan memiliki siklus berbeda. 

Baca Juga: Sering Alami Migrain saat Menstruasi? Coba Atasi dengan Cara Ini yuk!

Mengetahui kapan kamu benar-benar berovulasi dan melakukan hubungan intim sekitar waktu itu dapat meningkatkan peluangmu untuk hamil.

Bagi perempuan yang tidak ingin hamil

Bagi perempuan dengan siklus yang teratur yang berusaha menghindari kehamilan yang, metode kesadaran kesuburan atau fertility awareness method digunakan oleh beberapa perempuan sebagai cara pencegahan kehamilan. 

Mereka akan menghindari hubungan seks selama waktu dalam siklus tercatat subur dan memiliki kemungkinan untuk hamil yang besar.

Namun, hal ini tidak mudah dilakukan dan sulit untuk berhasil bagi mereka yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur. 

Akibat alasan tersebut, mengandalkan pencatatan saja tidaklah efektif.

Perempuan yang tidak menginginkan kehamilan juga harus menggunakan metode pencegahan kehamilan dan pengaman yang dianjurkan oleh dokter masing-masing.

Bagi kesehatan reproduksi

Selain masalah kesuburan, mencatat siklus menstruasi adalah cara yang tepat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ginekologi dan reproduksi lain yang mungkin tidak kamu sadari.

Misalnya, perubahan siklus menstruasi mungkin menunjukkan bahwa kamu menderita fibroid, infeksi vagina, penyakit radang panggul, atau endometriosis. 

Dalam kasus yang jarang terjadi, hal tersebut bisa menjadi tanda untuk kanker endometrium.

Baca Juga: Amankah Suntik Vaksin Covid-19 saat Sedang Menstruasi? Ini Jawaban Para Ahli

Tanpa kita sadari, manfaat dari pencatatan siklus menstruasi sangatlah banyak dan berguna bagi kita sebagai perempuan.

Kita dapat lebih mengenal juga menjaga kesehatan reproduksi dengan mengetahui siklus menstruasi dan segala yang terjadi pada tubuh kita selama siklus tersebut berlangsung.

Mulai sekarang, Kawan Puan harus mulai membiasakan diri mencatat siklus menstruasi, agar kesehatan dan rencana reproduksi sehat dan aman. (*)

Sumber: Everyday Health
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa