Stres dapat berperan besar dalam masalah pigmentasi.
Stres menyebabkan masalah kulit mulai dari kekeringan, hiperpigmentasi, jerawat, pori-pori tersumbat, berjerawat, dan tanda-tanda penuaan dini.
Stres itu sendiri memengaruhi pigmentasi secara langsung karena adanya peradangan.
Ketika respons stres tubuh dipicu, hal tersebut menginduksi melanosit untuk menghasilkan lebih banyak pigmen.
Pigmen tersebut kemudian diambil oleh sel-sel kulit lain dan menghasilkan warna yang lebih gelap.
Menyembuhkan pigmentasi yang diakibatkan oleh stres harus dua arah yakni secara fisik dan emosional.
Tidak hanya dengan menggunakan produk untuk menghilangkan hiperpigmentasi, Kawan Puan juga harus mengelola stres dengan baik.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Area Tubuh Ini Juga Harus Dilindungi Sunscreen
3. Mengurangi paparan sinar matahari
Sebagian besar perubahan besar pada kulit, termasuk hiperpigmentasi, disebabkan oleh kerusakan akibat sinar UV.
Meskipun biasanya dikaitkan dengan layar dan perangkat, hybrid electric vehicle (HEV) yang dipancarkan oleh matahari, menyumbang sekitar 50 persen radiasi dan berkontribusi besar terhadap stres kulit.
Cahaya biru juga dapat menembus kulit lebih dalam daripada sinar UVA dan UVB.
Cahaya ini menjangkau melampaui epidermis dan jauh ke dalam lapisan jaringan dermal, mengakibatkan kerusakan yang signifikan.
Untuk memastikan perlindungan ekstra dari kedua sumber masalah tersebut, gunakan SPF atau sunscreen yang mengandung bahan-bahan yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut.