Parapuan.co - Vitamin D memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Terlepas dari namanya, vitamin D bukanlah vitamin biasa lho, Kawan Puan.
Medical News Today menulis bahwa vitamin D adalah prohormon, yakni prekursor hormon yang tidak memiliki atau bisa dikatakan hampir tidak memiliki suatu efek hormonal.
Akan tetapi prekuser prohormon ini awalnya harus diubah dulu menjadi sebuah hormon di dalam proses metabolisme.
Baca Juga: Penting untuk Menjaga Saraf dan Sel Darah Merah, Berikut Makanan yang Mengandung Vitamin B12
Vitamin sendiri adalah nutrisi yang tidak dapat dibuat oleh tubuh sendiri sehingga seseorang harus mengonsumsinya dari makanan.
Namun menariknya, tubuh dapat memproduksi vitamin D jika terkena paparan sinar matahari.
Lantas, apa manfaat vitamin D bagi tubuh?
1. Menjaga kepadatan tulang
Vitamin D dapat merangsang tubuh agar memproduksi kalsium dan memelihara kadar fosfor dalam darah.
Faktor-faktor ini sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang.
Kita membutuhkan vitamin D untuk memungkinkan usus merangsang dan menyerap kalsium.
Termasuk juga mendapatkan kembali kalsium yang akan dikeluarkan oleh ginjal.
Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, yakni kelainan tulang yang menyebabkan kaki bengkak akibat pelunakan tulang.
Demikian pula pada orang dewasa. Kekurangan vitamin D dapat memicu osteomalacia atau pelunakan tulang.
Osteomalacia menghasilkan kepadatan tulang yang buruk dan kelemahan otot.
Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan osteoporosis, di mana lebih dari 53 juta orang di Amerika Serikat mengalaminya.
2. Mengurangi risiko terserang flu
Pada beberapa kasus, vitamin D dapat memerangi flu. Hal tersebut dikarenakan vitamin D memiliki efek perlindungan tubuh terhadap virus influenza.
Meski manfaat vitamin D bagi tubuh ini masih membutuhkan penelitian lanjutan, namun tidak ada salahnya Kawan Puan mencukupi kebutuhan vitamin D tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Baca Juga: Tak Banyak Diketahui, Berjemur Jam 12 Siang Bisa Optimalkan Vitamin D
3. Mencegah tekanan darah, alergi, dan asma
Pada anak-anak, kekurangan vitamin D dapat berkaitan dengan tekanan darah yang tinggi.
Satu studi tahun 2018 yang berjudul Vitamin D and Blood Pressure Parameters in Children and Adolescents with Arterial Hypertension menemukan kemungkinan hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan kekakuan pada dinding arteri anak-anak.
American Academy of Allergy Asthma and Immunology (AAAAI), seperti yang ditulis oleh Medical News Today, menunjukkan bukti hubungan antara paparan vitamin D yang rendah dengan peningkatan risiko sensitisasi alergi.
Anak-anak yang tinggal di daerah dekat khatulistiwa memiliki tingkat risiko yang lebih rendah masuk ke rumah sakit untuk alergi.
Selain itu, anak-anak yang tinggal di daerah khatulistiwa juga mengonsumsi resep autoinjector epinefrin yang lebih sedikit.
Anak-anak ini pun cenderung tidak memiliki alergi kacang dibanding anak yang tidak tinggal di dekat khatulistiwa.
Masih dari sumber yang sama, terdapat sebuah penelitian di Australia tentang asupan telur sebagai sumber vitamin D.
Anak-anak yang mulai makan telur setelah 6 bulan lebih mungkin mendapatkan alergi makanan dibandingkan anak-anak yang sudah mulai makan telur saat usia mereka masih 4-6 bulan.
Selanjutnya, vitamin D dapat meningkatkan efek anti-inflamasi glukokortikoid.
Manfaat ini membuatnya berpotensi berguna sebagai terapi suportif untuk orang dengan asma resisten steroid.
4. Kehamilan yang sehat
Vitamin D mampu mencegah preeklamsia dan kelahiran prematur pada ibu hamil.
Dalam tinjauan ilmiah tahun 2019 yang berjudul Evidence of an Association Between Vitamin D Deficiency and Preterm Birth and Preeclampsia: A Critical Review menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan vitamin D mungkin memiliki risiko lebih besar terkena preeklamsia dan melahirkan prematur.
Dokter juga mengaitkan status vitamin D yang buruk dengan diabetes gestasional dan vaginosis bakteri pada perempuan hamil.
Baca Juga: Mengenal Cold Sores, Gejala dan Cara Mengatasi Jerawat di Bibir
Penting juga untuk dicatat bahwa dalam sebuah studi di tahun 2013 berjudul Maternal and Newborn Vitamin D Status and Its Impact on Food Allergy Development in the German LINA Cohort Study, peneliti mengaitkan kadar vitamin D yang tinggi selama kehamilan dengan peningkatan risiko alergi makanan pada anak selama 2 tahun pertama kehidupan.
Wah, ternyata Vitamin D dapat memberikan banyak keuntungan bagi tubuh kita ya, Kawan Puan. (*)