“Kita sepakat bahwa kita harus mendukung transisi menuju transisi energi bersih. Kami berharap RUU ini dapat mengkatalisasi investasi di sektor ini dan memperkuat komitmen kami”, kata Esti
Namun partisipasi pemuda yang lebih besar dalam transisi ke energi terbarukan membutuhkan dukungan yang lebih kuat dari semua pemangku kepentingan melalui penciptaan lapangan kerja yang lebih besar di sektor hijau.
“Pemuda memasuki tahap dalam kehidupan mereka di mana mereka ingin merancang masa depan mereka, jadi kita perlu menciptakan peluang alternatif bagi mereka. Kita perlu menciptakan peluang menarik di sektor energi hijau dan terbarukan,” kata Ms. Switenia Puspa, Pendiri dan Direktur Divers Clean Action.
Panelis termasuk arsitek hijau, Stephanie Larassati berbagi tips praktis untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan di rumah.
Mulai dari mengurangi penggunaan listrik hingga menggunakan ruang- ruang terbuka dan jendela untuk memaksimalkan cahaya alami.
Baca Juga: Jakarta Diprediksi Akan Tenggelam, Ini Tanggapan Susi Pudjiastuti
Menerapkan standar internasional hijau di gedung-gedung publik juga merupakan salah satu tujuan utama dari proyek Transformasi Pasar untuk Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi (MTRE3) UNDP yang baru-baru ini mendukung upaya perusahaan induk dari dua bandara utama Indonesia.
Terutama diterapkan di Jakarta dan Bali untuk memperoleh standar global ISO 50001 untuk manajemen energi.
Aktor dan aktivis hijau Marcel Chandrawinata mengingatkan kaum muda untuk “mulai dari diri sendiri” untuk membantu mendorong gaya hidup hijau menjadi gerakan nasional.
“Hidup hijau bukanlah pilihan, itu tanggung jawab kita. Kita perlu hidup efisien. Dengan menerapkan gaya hidup bersih, kita bisa menjadi contoh bagi teman-teman kita dan orang lain,” kata Chandrawinata.
Meskipun dukungan publik meningkat untuk efisiensi energi, hal tersebut tetap menjadi isu politik yang sensitif karena Indonesia sebagian besar bergantung pada sektor energi fosil. (*)