Keberhasilan datang setelah 10 kegagalan
Tak hanya sekali mencoba langsung sukses, bisnis ayam geprek ini bukan lah bisnis pertama Renny dan suami.
Gemar berdagang sedari dulu, peruntungan bisnis di berbagai bidang sudah pernah dicoba.
Jika dihitung, setiap dari 10 jari tangan bisa mewakili kegagalan demi kegagalan dalam berbisnis.
Mulai dari berjualan kerupuk di pinggiran jalan Bandung, usaha retail, hingga menjadi agen asuransi pernah dilakoni Renny dengan hasil yang kurang menggembirakan.
Meski berkali-kali gagal, kunci keberhasilan Renny dan suami ada pada kegigihan dan keberanian untuk selalu memulai lagi dari nol setelah suatu kegagalan.
Alon-Alon Asal Kelakon
Ketika banyak pemain lain di industri mamin fokus untuk segera membuka cabang sebanyak mungkin sekaligus, Renny dan suami memilih aliran berbeda.
Ia lebih memilih memulai perlahan sehingga memiliki waktu lebih untuk membentuk fondasi bisnis yang matang.
Renny mengambil waktu kurang lebih satu tahun, untuk mempersiapkan jalur distribusi, standar bahan baku, standar karyawan dan lain-lain sebelum membuka waralaba.
Fondasi ini juga dibuat di area dapur. Dari awal berdiri hingga kini, bisnis ini menggerakkan roda makanannya dari central kitchen yang ada di Solo.
Central kitchen ini menyalurkan bahan makanan ke 60 cabang waralaba yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
Tidak hanya bumbu dan bahan pelengkap, stok ayam hingga sambal dipasok dari central kitchen ini.
Sumber yang terpusat merupakan upaya untuk mengeliminasi tantangan bisnis waralaba, yaitu rasa yang tidak konsisten antara satu cabang dengan yang lain.
Alon-alon asal kelakon, alias pelan-pelan saja asal berhasil, menjadi motto yang Renny dan suami percaya.