Simak, Ternyata Obat Ini Dapat Mengurangi Efektivitas Vaksin Covid-19

Anna Maria Anggita - Senin, 7 Juni 2021
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Dok. Shutterstock/Viacheslav Lopatin

Parapuan.co - Kawan Puan, di saat genting seperti pandemi ini, vaksin Covid-19 sangat perlu didapatkan semua orang demi mencapai herd immunity.

Baik itu orang yang sudah berusai lanjut maupun kawula muda.

Memang, vaksin Covid-19 itu baik untuk meningkatkan imunitas tubuhmu, tapi tahu kah kamu kalau ada beberapa jenis obat yang justru mengurangi efek vaksin ini?

Mengutip dari Healthline, Beth Ilene Wallace, MD, MSc, selaku rheumatologist di Michigan Medicine, mengatakan bahwa ada obat tertentu yang tak disarankan untuk dikonsumsi bersamaan dengan vaksin.

Baca Juga: Selama Hamil, Ayo Diet Sehat Untuk Terhindar dari Kelahiran Prematur

Menurutnya, obat imunosupresif yang biasanya digunakan untuk mengobati kondisi di mana ada respons imun yang tidak tepat, berpotensi merusak bagian tertentu dari tubuh pasien sendiri.

Contohnya obat untuk penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus, di mana sistem kekebalan datang untuk melihat bagian-bagian tertentu dari tubuh, layaknya sendi.

Menurutnya, ketika sistem kekebalan tubuh pasien mulai menyerang bagian tubuh tersebut, maka dapat menyebabkan kerusakan.

Salah satu jenis obat imunosupresif yang sangat umum digunakan adalah steroid. Steroid termasuk obat-obatan seperti prednison dan deksametason.

"Karena steroid sangat imunosupresif, kami semakin belajar bahwa steroid dosis rendah dapat meningkatkan risiko infeksi, dan dapat mengurangi respons mereka terhadap vaksin, seperti vaksin Covid."
Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja vaksin?
 
Beth Ilene menyatakan kalau vaksin bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk mengenali ancaman tertentu.

Tapi, obat imunosupresif bekerja dengan mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan ancaman.

"Kami mulai menyadari bahwa orang yang menggunakan obat imunosupresif mungkin memiliki respons yang lebih lambat dan lebih lemah terhadap vaksinasi Covid," tambahnya.

Baca Juga: Tetap Bisa Terinfeksi Covid-19 Meski Sudah Vaksin Seperti Ringgo Agus Rahman, Begini Penjelasan Kemenkes

Masih dari sumber yang sama, untuk mengatasi masalah tersebut, para ahli mengatakan mungkin ada strategi yang bisa digunakan untuk mengatasi hal yang ditimbulkan oleh imunosupresi.

Wallace menyarankan bahwa beberapa orang mungkin dapat menghentikan pengobatan di waktu mereka mendapatkan vaksinasi.

Atau menunda infus IV sampai mereka punya waktu untuk meningkatkan respon imun terhadap injeksi.

Meghan Baker, ahli epidemiologi di Dana-Farber Cancer Institute dan Brigham and Women's Hospital, menambahkan bahwa ada fleksibilitas dalam waktu terapi imunosupresif.

Di mana para ahli sering merekomendasikan untuk menyelesaikan seri vaksin Covid-19 pada minimal dua minggu sebelum memulai pengobatan.

Namun, jika hal ini tidak memungkinkan, para ahli merekomendasikan agar pasien berbicara dengan dokter pribadi mereka tentang risiko dan manfaat dari menunda terapi.

Wallace lebih lanjut menjelaskan bahwa rekomendasi khusus mengenai waktu obat penekan kekebalan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Untuk Kawan Puan yang mengonsumsi obat imunorupresif, jangan lupa untuk konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi yah.(*) 



REKOMENDASI HARI INI

Kronologi Bullying Siswa SMA di Surabaya, Peran TPPK di Sekolah Diperlukan