Padahal kesulitan mengontrol kondisi emosional seseorang anak biasa terjadi pada usia 2 tahun dan akan menurun saat mereka memasuki usia sekolah dasar.
Para peneliti mengatakan tekanan emosional yang dihadapi anak-anak selama masa lockdown dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius bahkan untuk waktu yang akan datang.
Rebecca Pearson, dosen senior dalam epidemiologi psikiatri di University of Bristol, mengatakan,
“Masalah emosional biasanya memuncak saat anak berusia dua tahun dan kemudian menurun selama masa kanak-kanak, tetapi selama pandemi, anak-anak yang lebih tua memiliki tingkat kesulitan emosional yang jauh lebih tinggi daripada anak-anak seusia mereka,” jelasnya.
Baca Juga: Tanda-Tanda Anak Bermental Kuat, Salah Satunya Mudah Beradaptasi
Temuan ini sejalan dengan pengalaman keluarga Caroline Melville dari Bristol.
“Suami saya tidak bekerja pada lockdown pertama selama lima minggu. Kami semua sangat menikmati saat berada di rumah,” jelas Caroline.
Namun, saat suaminya kembali bekerja dirinya mulai merasa kewalahan ketika hatus mengurus anaknga yang melakukan homeschooling.
Caroline mengatakan bahwa putrinya mulai berperilaku seolah-olah dia masih anak-anak.
Caroline juga mengatakan jika anaknya menjadi tidak ingin keluar rumah, kembali kesekolah juga hal yang tidak begitu mereka inginkan.(*)