Anak Perempuan Jadi Korban, Ini Beberapa Sebab Pemaksaan Perkawinan Kerap Terjadi

Linda Fitria - Rabu, 9 Juni 2021
(Ilustrasi) Pemaksaan pernikahaan
(Ilustrasi) Pemaksaan pernikahaan doidam10

Pertanyaannya, mengapa sebenernya pemaksaan perkawinan bisa terjadi?

Masih dari postingan Komnas Perempuan, ada beberapa hal menjadi landasan hal ini terjadi.

Pertama adalah jeratan hutang yang dimiliki.

Baca Juga: Lady Gaga Ungkap Alami Psychotic Break Pasca Pemerkosaan, Apa Itu?

Perempuan dan anak perempuan akhirnya menjadi korban pemaksaan pernikahan agar hutang tersebut bisa lunas.

Ada juga karena membalas kebaikan dan menutup aib karena perempuan tersebut sudah hamil.

Yang tak kalah memprihatinkan, alasan lain terjadi pemaksaan pernikahan adalah sebagai upaya mengurangi beban keluarga.

Baca Juga: Holly, Putri Gordon Ramsay, Bercerita Tentang Trauma Setelah Alami Kekerasan Seksual

Ada banyak pihak berpikir dengan menikahkan anak, beban keluarga akan berkurang dan perekonomian sedikit terbantu.

Masih ada juga alasan lain seperti perwarisan perbudakan, hadiah pemenang perang, dan yang terakhir penyelesaian kasus pemerkosaan.

Semuanya dijadikan sebagai alasan pemaksaan pernikahan menjadi hal normal yang terjadi.

Padahal, apapun alasannya memaksa seseorang menikah apalagi anak-anak yang belum bisa menentukan hidupnya adalah perbuatan yang sangat disayangkan.

Anak-anak seharusnya didukung untuk menggapai mimpinya, menyiapkan masa depan, dan bukan menanggung luka akibat paksaan tersebut. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Tips Switch Career buat Perempuan: 2 Langkah Memulai Jalur Karier Baru