Karyawan yang namanya dirahasiakan tersebut diketahui bekerja di departemen desain kendaraan di kantor pusat pembuat mobil di Toyota, Prefektur Aichi sejak Maret 2016.
Ia mengaku mendapat pelecehan secara rutin oleh atasan langsungnya, seperti "kamu bodoh," "kamu idiot," dan "kamu sebaiknya mati."
Usai empat bulan di kantor, korban akhirnya mengambil cuti selama tiga bulan dan didiagnosis dengan gangguan stres yang bisa menyebabkan depresi, kecemasan, dan menarik diri dari pergaulan.
Kemudian ia dipindah tugaskan ke bagian lain, tetapi disuruh duduk di dekat mantan atasannya.
Baca juga: Empat Tipe Rekan Kerja Perusak Suasana Hati dan Cara Praktis Menghadapinya
Namun sayang, setahun kemudian, dia bunuh diri di kamarnya di asrama perusahaan.
Menanggapi hal tersebut, pihak Toyota meminta maaf kepada pihak keluarga setahun kemudian.
Dilansir dari media Jepang, pihak perusahaan mengakui hubungan sebab akibat antara pelecehan dan cuti pria itu, tetapi membantah hubungan antara pelecehan dan bunuh diri.
Pihak dewan tenaga kerja regional akhirnya mengakui kematian karyawan tersebut terkait pekerjaan dan memberikan hak kompensasi kepada keluarganya.
"Perusahaan menganggap serius kenyataan bahwa nyawa berharga karyawan kami telah hilang dan berjanji untuk mengubah Toyota dengan meningkatkan langkah-langkah pencegahan sambil menjaga putra Anda dalam ingatan kami." ujar pihak Toyoda.(*)