Mengabaikan gejala yang mengganggu
Beberapa pasien setelah menjalani transfer embrio mungkin akan mengalami gejala-gejala tertentu.
Pasalnya, perempuan yang mengonsumsi obat kesuburan umumnya dapat mengalami kondisi yang disebut sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).
Hal ini bisa terjadi ketika tubuh merespons secara dramatis terhadap hormon yang disuntikkan sebagai bagian dari proses IVF.
Untuk gejala yang bisa timbul dari OHSS, antara lain sakit perut, perut kembung, mual, dan muntah.
“Gejala ini bisa ringan, tetapi juga bisa memburuk dengan sangat cepat jika calon ibu memiliki kasus sindrom yang serius.
"Jadi, apabila para calon ibu tiba-tiba merasakan sakit parah di perut, jangan anggap sepele. Segera hubungi dokter atau klinik kepercayaan kamu,” jelas dr. Aida.
Baca Juga: Khawatirkan Sekolah Tatap Muka, Zaskia Mecca: Sama Kesehatan Kok Mau Coba-Coba
Berhenti minum obat-obatan penunjang
Sangat penting untuk mengikuti saran dokter dan tetap mengonsumsi obat apa pun yang direkomendasikan selama 2 minggu masa penantian.
Untuk itu, jangan lewatkan dosis apalagi menghentikan pengobatan, karena akibatnya justru bisa menimbulkan perdarahan atau flek.
Bed rest total
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa istirahat total tidak dianjurkan pasca proses transfer embrio.
Ya, meski baru menjalani program bayi tabung, para pasien justru dianjurkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari untuk mengalihkan pikiran dan bersantai sejenak.