6. Manajemen waktu
Kawan Puan, saat masih menempuh pendidikan di Oxford, Malala sangat senang bisa bersosialisasi dengan orang-orang seusianya dan menjadi mahasiswa biasa.
Namun, kegiatan sosial yang ia miliki bersama mahasiswa lainnya, sulit untuk diseimbangkan dengan tugas akademis yang menjadi tanggung jawabnya.
Setiap minggu, Malala mendapati dirinya terburu-buru untuk menyelesaikan esai pada menit terakhir, tetapi kebiasaan tersebut tidak pernah ia ubah.
Iya, sama seperti kita, sosok Malala ternyata juga kesulitan dengan manajemen waktu yang baik.
“Saya akan sangat kesal dengan diri saya sendiri, 'Mengapa saya duduk di sini pada jam 2 pagi, menulis esai ini? Mengapa saya belum membaca?’” katanya.
Baca Juga: Meski Sudah Tak Muda, Mien R Uno Rilis Dua Buku Baru di Usia 80 Tahun
7. Malala ingin pergi ke Pakistan
Kawan Puan, meski Malala banyak menghabiskan waktunya di Inggris, ia tetaplah seorang gadis Pakistan.
Bertahun-tahun setelah keluarganya pindah untuk melindunginya dari ancaman pembunuhan yang dia terima, Malala selalu ingin kembali ke rumahnya di Lembah Swat, Pakistan.
"Saya sering menatap layar dengan peta dan membayangkan pesawat akan mendarat di Pakistan." kata Malala.
Keinginan Malala untuk dapat singgah kembali ke kampung halamannya itu akhirnya terwijud pada tahun 2018 lalu.
“Saya memberi tahu ayah saya … bahwa kita tidak akan pernah menemukan waktu yang tepat (untuk pergi ke Pakistan). Akan selalu ada sesuatu yang terjadi,” kata Malala.
“Begitu pesawat mendarat dan kami menghirup udara Pakistan, rasanya tidak nyata. Saya tidak bisa mempercayainya.” ungkap Malala menyampaikan kegembiraannya.