“Ketidakpastian pandemi juga dialami anak-anak. Hal tersebut meningkatkan risiko kecemasan.
"Anak-anak yang kurang tidur menjadi mudah tersinggung, memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap frustrasi, dan perhatian lebih rendah yang berdampak pada kinerja akademik mereka,” katanya.
Membatasi waktu layar
Rai menegaskan untuk membantu anak-anak mendapatkan jumlah istirahat yang diperlukan, orang tua terutama harus membatasi waktu layar.
Sebab, cahaya yang muncul dari gadget cenderung membuat otak tetap waspada, mencegah anak tertidur, dan memengaruhi pelepasan melatonin, hormon yang membuat seseorang merasa lelah.
“Selain itu, orang tua harus mengatur waktu tidur dan jam bangun. Orang tua harus mengizinkan anak untuk tidur siang secara konsisten. Anak-anak yang mengalami kecemasan sering mengalami kesulitan untuk menenangkan pikirannya.
"Sehingga mereka harus diberi kesempatan untuk mengungkapkan kekhawatirannya sebelum tidur, dengan berbicara dengan orang tua, atau dengan menuliskan perasaannya,” tambahnya.
Mengatur rutinitas agar konsisten
Sependapat dengan Rai, ahli parenting dan pendiri whatparentsask.com (WPA), Dr. Debmita Dutta, mengatakan tidur adalah multifaktorial, dan biasanya merupakan hal pertama yang terganggu setelah ada masalah kecil dalam fisik, mental, atau ruang emosional.
Baca Juga: Lebih Disukai Anak, Pahami Karakteristik Gaya Pengasuhan Berwibawa