Parapuan.co - Obsesi budaya kita dengan citra tubuh yang "sempurna" bukanlah rahasia lagi.
Media sosial, film, dan acara TV secara frontal menghadirkan penggambaran yang tidak realistis tentang seperti apa tubuh "sempurna" itu, dengan implikasi bahwa apa yang kita miliki saat ini tidak cukup baik.
Tubuh "sempurna" yang biasa kita lihat di media adalah hanya gambaran yang tidak nyata karena setiap manusia memiliki kekurangan.
Di media sering kita lihat penggambaran tubuh selebriti yang “sempurna” dengan segala tujuan penjualan produk di baliknya.
Melansir dari Campuswell, merangkul keragaman tubuh bukan hanya tentang merayakan apa yang membuat kita unik.
Namun juga sebagai langkah kuat dalam memerangi meningkatnya gangguan kesehatan mental akibat tidak puas dengan tubuh yang dimiliki.
Baca Juga: Tulis Buku Kesehatan Mental, Oprah Winfrey Ceritakan Perjalanan Traumanya
Semua kebaikan dimulai dari diri kita sendiri, dalam hal menghargai keragaman tubuh, kita pun harus menerima dan mencintai tubuh kita terlebih dahulu.
Vogue memberikan beberapa rekomendasi buku yang dapat membantu kita untuk lebih menghargai dan mencintai tubuh kita sepenuhnya.
Milk Fed karya Melissa Broder (2021)
Melissa Broder secara unik menyelami sisi psikologis dari fenomena kebencian.
Buku ini mengisahkan perjuangan seorang wanita muda dengan eating disorder di Los Angeles.
Perempuan dengan berat badan berlebih tidak hanya digambarkan sebagai seseorang yang harus dibantu dengan cara positif.
Melissa juga menggambarkan perempuan gemuk yang aktif, berdandan, dan juga memiliki dorongan seksual yang sama seperti perempuan yang lebih kurus.
Buku ini menggambarkan tokohnya dengan sangat manusiawi dan dekat dengan pembaca.