Parapuan.co - Nugget ayam merupakan salah satu makanan yang kerap kita beli jika ingin menyetok makanan cepat saji.
Selain praktis, rasa garing dan juga tanpa tulang membuat nugget disukai orang dari berbagai kalangan dan usia.
Nugget ayam merupakan makanan khas Amerika Serikat yang awalnya berperan sebagai makanan alternatif bagi warganya.
Baca Juga: Yang Mungkin Terjadi Jika Kita Tidak Makan Buah, Ini Kata Ahli
Hal itu diawali dari keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II.
Masalah Perang Dunia II
Melansir History, nugget ayam sendiri tercipta berawal dari Perang Dunia II.
Selama Perang Dunia II , kurangnya daging sapi menyebabkan ayam menjadi sumber protein utama bagi banyak orang Amerika.
Saat itu, militer AS memerintahkan daging merah dipasok untuk para tentara.
Permintaan ayam besar-besaran mendorong bisnis untuk memproduksi unggas lebih murah, kata antropolog Steve Striffler, penulis Chicken: The Dangerous Transformation of America's Favorite Food.
“Perang Dunia II mendorong penyebaran, modernisasi, dan industrialisasi ayam dalam skala yang jauh lebih besar,” ujarnya dalam History.
Di akhir Perang Dunia II, para tantara Amerika meminta ayam sebagai pasokan makanan mereka.
“Pada musim semi 1945, Administrasi Pangan Perang meminta hampir 100 persen produksi di semenanjung Delmarva (mencakup Delaware, Maryland dan Virginia), daerah penghasil unggas utama. ,” kata Dr. Ashton Merck, instruktur sejarah di Duke University.
“Permintaan tentara memberikan pembukaan penting bagi produsen selatan dan barat tengah untuk mendapatkan terobosan di pasar Timur yang menguntungka,” kata Ashton.
Ketika perang berakhir , permintaan unggas turun.
Daging merah tidak lagi langka, dan ayam pun turun peminatnya. Untuk itu, dibutuhkan penemuan baru untuk menghidupkan kembali selera orang Amerika akan ayam.
Robert C. Baker, Temukan Nugget di Laboratorium
Masih diperdebatkan, namun hingga kini nugget ayam ditemukan oleh ilmuwan pertanian bernama Robert C. Baker.
Pada tahun 1963, ia menemukan nugget ayam di di laboratorium di Universitas Cornell.
Nugget merupakan satu di antara lusinan produk dari unggas yang dia kembangkan selama karirnya, seperti ayam kalkun dan hot dog ayam yang ternyata membantu memperluas industri unggas AS.
Baca Juga: McNuggets dalam BTS Meal Bukanlah Menu Baru, Ini Sejarahnya
“Robert C. Baker adalah produk dari perubahan yang terjadi di dunia unggas dan pendorong perubahan itu,” kata Steve.
“Para pemimpin industri dengan cepat menyadari bahwa keuntungan nyata tidak akan banyak datang dari memproduksi lebih banyak ayam, tetapi dengan berbuat lebih banyak untuk ayam. Makanya diproses lebih lanjut," lanjutnya.
Robert brinovasi dengan mencetak potongan daging ayam tanpa kulit lalu membungkusnya dengan tepung yang dirancang dengan sempurna agar ayam dapat digoreng lalu dibekukan.
Kedua proses ini enting untuk produksi massal. Berkat inovasinya, “Stik ayam”-nya membuatnya mendapat julukan George Washington Carver of chicken.
Alih-alih mematenkannya, Robert justru malah mengirimkan resepnya ke ratusan perusahaan Amerika.
Nantinya, Robert akan mendapat untung dari pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Panduan Diet Pemerintah
Pada tahun 1977, kongres Amerika merilis Dietary Goals for the United States yang menghimbau agar masyarakat mengonsumsi daging putih yang tak memiliki lemak banyak.
“Orang Amerika mulai takut akan berbagai produk berlemak seperti daging sapi, susu, dan mentega,” kata sejarawan makanan Smithsonian Dr. Ashley Rose Young.
Saat itu, ayam dipasarkan sebagai alternatif yang lebih sehat.
Baca Juga: Suka Dianggap Biang Pilek, Es Batu Nyatanya Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Apa Saja?
Konsumsi daging sapi dapat menyebabkan kolesterol yang lebih tinggi, penyakit jantung, dan umur yang lebih pendek.
Ironisnya, pedoman diet pemerintah tiba tepat ketika unggas semakin diproduksi dan diproses secara massal.
“Seandainya orang Amerika hanya makan ayam dalam bentuk yang belum diproses, mereka pasti akan mengalami beberapa manfaat kesehatan dari beralih dari daging merah,” kata Steve.
“Sebaliknya, mereka mulai makan lebih banyak ayam olahan, yang seringkali kurang sehat.”
Akibatnya, menu pada banyak restoran cepat saji Amerika mengalami penurunan penjualan produk khas mereka, yaitu hamburger.
Mengubah Pertanian Amerika
Pada tahun 1965, rata-rata orang Amerika makan 36,6 pon ayam dalam setahun.
Pada tahun 2020, konsumsi hampir tiga kali lipat menjadi 97,5 pound per tahun.
“Meningkatnya permintaan ayam dalam makanan cepat saji tidak hanya mendorong peningkatan konsumsi ayam, tetapi juga mengarah pada upaya yang tidak pernah berhenti untuk lebih mengindustrialisasi produksi unggas,” kata Steve.
Baca Juga: Sering Melihat di Menu Coffee Shop, Ternyata Ini Bedanya Iced Coffee, Iced Americano, dan Cold Brew
Dalam waktu enam minggu, peternak unggas mampu mengembangkan anak ayam dan menjadikan unggas sebagai upaya yang membuat perusahaan agribisnis menjadi lebih besar.
Namun, margin keuntungan yang tipis menyebabkan masalah lain, yakni praktik perburuhan yang dipertanyakan dan masalah kesejahteraan hewan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, popularitas makanan berkelanjutan dan praktik pertanian semakin meningkat.
Hingga kini, banyak nugget yang ayam yang bebas dari hormon tambahan, seperti ayam buras dan ayam yang dibesarkan di padang rumput.