Mengapa Korban Pelecehan Seksual Enggan Buka Suara? Ini Penyebabnya!

Saras Bening Sumunarsih - Senin, 14 Juni 2021
Kasus Kekerasan Seksual di SPI Batu
Kasus Kekerasan Seksual di SPI Batu Serghei Turcanu

Seperti yang dinyatakan oleh pakar rasa malu, Gershen Kaufman dalam bukunya Shame: The Power of Caring, “Malu adalah reaksi alami saat adanya pelanggaran atau pelecehan.  Faktanya, pelecehan adalah sesuatu yang memalukan dan tidak manusiawi.”

Rasa malu ini seringkali membuat korban menyalahkan diri sendiri atas perbuatan seksual yang dilakukan pelakunya.

Rasa malu juga bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan terpisah dari keramaian

Bahkan, dalam budaya primitif korban pelecehan seksual diusir dari suku ketika mereka melanggar aturan masyarakat.

Takut akan akibatnya

Ketakutan akan akibatnya menjadi hambatan besar yang dihadapi perempuan ketika harus melaporkan pelecehan atau penyerangan seksual yang mereka alami.

Saat melaporkan hal tersebut, mereka akan memiliki kekhawatiran seperti takut kehilangan pekerjaan, takut tidak akan menemukan pekerjaan lain, takut kehilangan kredibilitas, takut dikucilkan oleh masyarakat, dan bahkan mereka juga takut akan keselamatannya.

Bahkan, korban juga takut apabila mereka melaporkan kejadian yang mereka alami bukannya mendapat perlindungan dan penanganan tetapi mereka malah disangkal dan bahkan disalahkan.

Baca Juga: Alami Kekerasan Seksual, Masih Banyak Perempuan yang Memilih Bungkam

Rasa rendah diri

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Arintya