Parapuan.co – Kawan Puan, perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual akan mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya.
Perubahan tersebut akan dialami perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual, baik secara fisik maupun mental.
Ini terjadi karena korban pelecehan seksual memiliki trauma atas apa yang telah mereka alami.
Korban pelecehan seksual juga cenderung enggan mengungkapkan masalah pelecehan seksual yang menimpa mereka.
Ada berbagai alasan yang menyebabkan korban pelecehan lebih memilik untuk bungkam.
Seperti yang dilansir dari Psychology Today, berikut penyebab perempuan korban pelecehan seksual enggan bersuara!
Baca Juga: Enggan Bersuara, Ternyata Korban Pelecehan Seksual Rasakan Hal Ini
Merasa malu
Salah satu alasan yang menyebabkan korban pelecehan seksual enggan untuk menyuarakan apa yang mereka alami adalah karena rasa malu.
Rasa malu adalah inti dari luka emosional yang dialami perempuan saat mereka dilecehkan secara seksual.
Seperti yang dinyatakan oleh pakar rasa malu, Gershen Kaufman dalam bukunya Shame: The Power of Caring, “Malu adalah reaksi alami saat adanya pelanggaran atau pelecehan. Faktanya, pelecehan adalah sesuatu yang memalukan dan tidak manusiawi.”
Rasa malu ini seringkali membuat korban menyalahkan diri sendiri atas perbuatan seksual yang dilakukan pelakunya.
Rasa malu juga bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan terpisah dari keramaian
Bahkan, dalam budaya primitif korban pelecehan seksual diusir dari suku ketika mereka melanggar aturan masyarakat.
Takut akan akibatnya
Ketakutan akan akibatnya menjadi hambatan besar yang dihadapi perempuan ketika harus melaporkan pelecehan atau penyerangan seksual yang mereka alami.
Saat melaporkan hal tersebut, mereka akan memiliki kekhawatiran seperti takut kehilangan pekerjaan, takut tidak akan menemukan pekerjaan lain, takut kehilangan kredibilitas, takut dikucilkan oleh masyarakat, dan bahkan mereka juga takut akan keselamatannya.
Bahkan, korban juga takut apabila mereka melaporkan kejadian yang mereka alami bukannya mendapat perlindungan dan penanganan tetapi mereka malah disangkal dan bahkan disalahkan.
Baca Juga: Alami Kekerasan Seksual, Masih Banyak Perempuan yang Memilih Bungkam
Rasa rendah diri
Beberapa korban merasa jika mereka memiliki harga diri yang sangat rendah sehingga mereka tidak menganggap pelecehan yang dialami sebagai hal yang sangat serius.
Mereka tidak menghargai atau menghormati tubuh mereka sendiri atau integritas mereka sendiri, jadi jika seseorang melakukan pelecehan seksual, korban akan menganggapnya sebagai hal yang remeh.
Pelanggaran seksual melukai harga diri dan konsep diri seorang perempuan.
Semakin banyak seorang perempuan bertahan, semakin membuat citra dirinya menjadi terdistorsi.
Sedikit demi sedikit tindakan tidak hormat, objektifikasi, dan mempermalukan mengikis harga perempuan bahkan membuat mereka tidak menghargai dirinya dan perasaannya.
Rasa putus asa dan tidak berdaya
Korban pelecehan seksual sering kali tidak menemukan solusi karena pelecehan yang mereka alami.
Keadaan ini akan mengembangkan rasa keputus asaan dan ketidakberdayaan korban.
Secara khusus, ketidakberdayaan adalah suatu kondisi di mana seseorang meliki rasa tidak berdaya yang timbul dari peristiwa traumatis dan dianggap sebagai salah satu penyebab utama depresi.
Psikolog Martin Seligman dan Steven D. Meier mengatakan bahwa ketidakberdayaan adalah fenomena yang menunjukan ketika seseorang merasa tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi, mereka cenderung menyerah begitu saja dan menerima nasib mereka.
Baca Juga: Begini Kronologi Pelecehan Seksual di KRL yang Hebohkan Media Sosial
Perempuan yang telah diserang atau dilecehkan secara seksual merasa sangat tidak berdaya.
Ini terjadi karena kemungkinannya sangat tinggi saat mereka tidak menerima keadilan yang sangat dibutuhkan.
Ketakutan ini dapat menyebabkan perempuan berpikir jika tidak ada tempat untuk berlindung, merasa terjebak dan bahkan putus asa.
Kebanyakan perempuan merasa bahwa mereka sendirian dalam melindungi diri dari pelecehan seksual.
Meskipun mereka mungkin mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri, mereka masih merasa tidak berdaya untuk mengubah situasi.
Kawan Puan, itulah penyebab perempuan korban pelecehan seksual memilih bungkam dan tidak segera melapor.
Berangkat dari sinilah, yuk sama-sama kita dukung dan turut menyuarakan pelecehan seksual yang ada di sekitar kita.
Karena hal tersebut sama dengan meneguhkan keadilan bagi korban pelecehan seksual. (*)