Parapuan.co - Salah satu masalah rambut yang sering kali membuat kita resah adalah rambut rontok.
Permasalahan rambut rontok ini tentu pernah dialami oleh setiap orang, baik laki-laki ataupun perempuan.
Namun faktanya, kebanyakan mereka yang mengalami masalah rambut satu ini adalah perempuan, terutama bagi mereka yang memiliki rambut panjang.
Baca Juga: Tips Perawatan Rambut Selama Hamil agar Bebas Rontok dan Bercabang
Nah, jika Kawan Puan mengalaminya dan dirasa sudah berlebihan sepertinya penting untuk mengetahui penyebab dan mengapa hal ini lebih banyak terjadi pada perempuan.
Dilansir dari laman Kompas.com, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, yang juga dokter spesialis kulit di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK, ada banyak faktor yang menyebabkan rambut rontok.
dr. Oke menjelaskan bahwa rambut rontok dapat disebabkan oleh banyak hal, dimulai dari faktor genetik, infeksi, autoimun, dan gangguan metabolik, stres, dan lain-lain.
Lebih lanjut lagi, dr. Oke juga menyampaikan bahwa kerontokan rambut bisa membuat kepala menjadi botak seperti yang terjadi pada alopesia androgenik, yakni terkait genetik dan berhubungan dengan hormon.
Baca Juga: Rambut Rontok Bisa Disebabkan oleh Kekurangan Vitamin D, Ini Kata Ahli
Kebotakan ini juga bisa terjadi pada penderita autoimun seperti alopesia areata, infeksi jamur dan bakteri, gangguan psikologis pada trikotilomania, serta penderita kanker yang menjalani kemoterapi.
Kerontokan rambut yang terjadi dikatakan normal jika banyaknya 100 hingga 200 helai perhari, karena rambut memang bisa rontok setiap hari dan jika sudah melebih jumlah tersebut, maka dapat dikatakan kerontokan yang terjadi abnormal.
"Kalau kita lakukan tes tarikan rambut pada suatu lokasi dan tercabutnya cukup banyak, nah itu merupakan tanda terjadinya kerontokan rambut yang abnormal," kata Oke.
Sementara, kerontokan yang biasanya dialami kebanyakan orang adalah telogen effluvium, yaitu kerontokan yang terjadi akibat terjadi stres berat, baik fisik maupun psikis.
dr. Oke mencontohkan, kerontokan jenis tersebut sama seperti mereka yang sedang demam tinggi, pasca operasi besar, stres akibat pandemi sehingga kehilangan pekerjaan, dan sebagainya.
Baca Juga: Tak Hanya Diminum, Ini Manfaat Kopi untuk Rambut yang Perlu Kamu Tahu
Apakah Benar Rambut Rontok Lebih Banyak Terjadi pada Perempuan?
Untuk pertanyaan tersebut, dr. Oke mengiyakan bahwa perempuan relatif lebih sering mengalami rambut rontok.
Penyebab dari fenomena tersebut pun beragam, sebagai contoh adalah perempuan yang memiliki rambut panjang lebih menyukai rambut dikuncir atau dikepang, padahal tarikan kuat pada rambut ini bisa menyebabkan rambut rontok.
Hal lainnya adalah faktor hormonal, salah satunya bisa dipicu karena menstruasi.
Baca Juga: Menurut Pendapat Ahli, Begini Cara Menumbuhkan Rambut secara Alami
Kemudian, menggunakan penutup kepala terlalu lama juga bisa menyebabkan rambut rontok karena membuat kulit kepala lembap, sehingga folikel rambut lebih lebar serta akar rambut terlepas.
"Terlalu sering manipulasi bahan kimia pada rambut (cat rambut, hairdryer, catok) akan merusak rambut," kata Oke.
Oleh karena itu, perempuan lebih banyak mengalami rambut rontok dibandingkan laki-laki.
Untuk mengatasi masalah rambut rontok, dr. Oke mengatakan harus dipastikan terlebih dulu hal yang menjadi penyebabnya.
Sehingga, setelah melakukan penanganan, masalah kerontokan ini tidak terjadi berulang.
"Jadi pastikan untuk berkonsultasi ke Sp.KK atau Sp.DV terdekat," ujar Oke.
dr. Oke menyebutkan ada beberapa hal yang bisa membantu mengurangi masalah rambut rontok.
Kamu dapat memulainya dengan mengurangi tarikan pada rambut, seperti ikat rambut, kepang, dan lainnya.
Baca Juga: Atasi Kerontokan, Ini 5 Tips Aman Menumbuhkan Rambut Secara Alami
Selain itu, menggunakan produk-produk perawatan rambut yang sesuai dan hindari penggunaan hairdryer/catok dalam kondisi rambut masih sangat basah.
Tak lupa juga dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zinc dan selenium dan gunakan vitamin rambut atau hair tonic bila diperlukan. (*)