PGRI Minta Sekolah Tatap Muka Ditunda Akibat Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabodetabek

Putri Mayla - Selasa, 15 Juni 2021
Ilustrasi anak menjaga kesehatan di sekolah
Ilustrasi anak menjaga kesehatan di sekolah Everypixel

Parapuan.co - Terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota membuat Unifah Rosyidi, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia meminta sekolah tatap muka terbatas di Jakarta dihentikan sementara waktu.

"Intinya tidak usah paksakan pembelajaran tatap muka, apalagi kasus Covid-19 sedang naik-naiknya sekarang," kata Unifah seperti yang dikutip dari Kompas, Senin (14/06/2021).

Sekolah tatap muka terbatas di tengah kondisi lonjakan kasus Covid-19 ini sangat berisiko membuat siswa hingga guru tertular virus corona.

Selain itu, kondisinya saat ini masih banyak guru yang belum divaksin.

"Sampai bulan Mei-awal Juni, guru yang divaksin baru 28 %," jelasnya.

Baca Juga: Khawatirkan Sekolah Tatap Muka, Zaskia Mecca: Sama Kesehatan Kok Mau Coba-Coba

Maka, ia menilai pentingnya bagi setiap daerah untuk berhati-hati dalam menerapkan pembelajaran tatap muka.

Sebab jika tidak awas, malah menimbulkan bahaya sekolah tatap muka bagi guru maupun murid.

Tidak hanya di Jakarta, sekolah tatap muka juga diminta untuk berhenti sementara waktu di Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi yang mana juga tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19.

"Tidak mungkin kita paksakan mau PTM (pembelajaran tatap muka) dengan dalih apa pun juga," ujarnya.

Menurutnya, ada orang tua, guru, hingga siswa yang merindukan proses pembelajaran tatap muka seperti riset yang dilakukan PGRI.

Namun, ia menilai keinginan PTM terbatas perlu ditangguhkan selama kasus Covid-19 masih mengalami kenaikan.

"Sekarang kan, yang paling utama keselamatan dan keamanan," katanya.

Dilansir dari laman Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) via Kompas, Senin (14/6/2021), ada prosedur yang harus dilaksanakan saat melaksanakan sekolah tatap muka terbatas, seperti:

Kondisi kelas

Meja diatur untuk menjaga jarak minimal 1,5 meter.

Jumlah maksimal peserta didik per ruang kelas untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah 18 peserta didik.

Jadwal pembelajaran

Ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan.

Ini berarti jadwal sekolah tatap muka serta durasi belajar bergantung pada kebijakan masing-masing sekolah.

Apa perilaku wajib saat mengikuti sekolah tatap muka Juli 2021 mendatang?

Jika Kawan Puan mengizinkan buah hati mengikuti sekolah tatap muka Juli 2021, maka berikut ini imbauan protokol kesehatan yang harus diterapkan:

  1. Menggunakan masker dengan benar dan disiplin.
  2. Menerapkan etika batuk/bersin dengan menutup area mulut dan hidung, serta tidak dihadapkan ke orang lain.
  3. Rajin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
  4. Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak melakukan kontak fisik.

Baca Juga: Pentingnya Edukasi Prokes Menjelang Sekolah Tatap Muka Pada Orangtua, Guru, dan Siswa

Direktorat Sekolah Dasar juga mengungkapkan beberapa kegiatan lain yang diperbolehkan saat pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas, seperti:

  1. Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler di masa kebiasaan baru diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
  2. Kegiatan selain pembelajaran diperbolehkan dengan protokol kesehatan.
  3. Pembelajaran di luar lingkungan satuan pendidikan diperbolehkan dengan protokol kesehatan.

Baca Juga: Mengutamakan Kesehatan Murid dan Tenaga Kependidikan, Ini Aturan Sekolah Tatap Muka

Demikian informasi mengenai perilaku dan kebijakan yang bisa diterapkan selama pembelajaran tatap muka terbatas di tahun ajaran baru mendatang.

Namun, sekali lagi orang tua berhak memilih apakah anak mereka boleh melaksanakan PTM terbatas atau masih mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Sebab, keselamatan dan keamanan anak merupakan hal yang utama. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja