4 Dampak Mengendalikan Pasangan, Salah Satunya Hubungan Tidak Seimbang

Ericha Fernanda - Rabu, 16 Juni 2021
Dampak sering mengendalikan orang lain.
Dampak sering mengendalikan orang lain. freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, mengendalikan pasangan dianggap sebagian orang merupakan sebuah kenikmatan.

Sebab mengendalikan pasangan bisa memuaskan ego dan berkuasa atas hidup pasangan.

Meski tak dipungkiri ada sisi positifnya, tetapi mengendalikan pasangan jelas bukan sesuatu yang bisa dibenarkan.

 

Jika dilakukan terus menerus, mengendalikan pasangan justru bisa membahayakan hubungan.

 

Lantas apa saja dampak mengendalikan pasangan yang perlu diwaspadai?

Seperti yang dilansir dari Mindbodygreen, berikut dampak mengendalikan pasangan perlu Kawan Puan ketahui!

Baca Juga: Pasangan Sering Menyebutmu 'Turun Mesin'? Kenali Tanda-Tanda Kamu Alami Kekerasan Verbal

1. Mengurangi kebersamaan

Ketika kita hanya fokus pada keinginan dan kebutuhan kita sendiri, kita mengomunikasikan dengan jelas kepada orang lain bahwa keinginan dan kebutuhan mereka tidak penting.

Misalnya, kita memutuskan bahwa keinginan kita untuk berlibur ke luar negeri lebih penting daripada keinginan pasangan kita untuk tinggal di rumah dan menghemat uang, dengan seenaknya kita tetap memesan perjalanan untuk dua orang.

Tindakan ini mengomunikasikan dengan keras dan jelas bahwa "apa yang aku inginkan lebih penting daripada apa yang kamu inginkan."

Seharusnya tidak mengherankan bahwa pasangan kesal dengan kita karena sepenuhnya mengabaikan keinginan mereka.

Kita harus menyediakan ruang bagi orang yang kita cintai untuk menyampaikan keinginan mereka dan berusaha untuk mendengarkan pikiran dan perasaan mereka dengan tulus.

2. Ketidakseimbangan hubungan

Ketika kita bertindak dengan cara otokratis seperti itu, ketidakseimbangan dalam cara kita berhubungan satu sama lain sering terjadi.

Jika pasangan menemukan bahwa kita akan selalu menginginkan cara kita sendiri, mereka mungkin menarik diri sepenuhnya, dan hanya tunduk kepada kita.

Mereka berhenti berpikir dan menjadi peserta aktif dalam hubungan, alih-alih dengan enggan atau marah mengikuti semua yang kita inginkan.

Akibatnya, kita menjadi satu-satunya yang berpikir dan berpartisipasi aktif dalam hubungan, yang membuat kita dan pasangan merasa tidak puas dan kesal.

Baca Juga: Pasanganmu Tertutup? Ini 5 Tips Agar Komunikasi Lebih Terbuka dengan Si Dia

3. Perasaan kesal

Kita mungkin juga merasa kesal karena tidak menerima penghargaan dan kerja sama karena melakukan apa yang menurut kita terbaik untuk orang yang dicintai.

Misalnya, mungkin anak-anak menginginkan perayaan kecil dalam ulang tahunnya, tapi kita memutuskan untuk memberinya perayaan yang besar dan mewah.

Dalam satu waktu, mereka tidak menghargai usaha kita dan juga mengaku merasa diabaikan keinginannya, otomatis kita merasa marah dan kesal.

Untuk menghindari skenario semacam ini, kita perlu mempertanyakan asumsi kita bahwa kita tahu apa yang terbaik untuk orang lain dan menahan keinginan untuk mengabaikan apa yang dikatakan orang yang dicintai kepada kita.

4. Merusak harga diri

Mengontrol hubungan adalah hubungan beracun bagi semua orang yang terlibat.

Orang yang dikendalikan mungkin melihat diri mereka tidak memadai, percaya bahwa mereka tidak mampu berbuat banyak.

Mereka mungkin merasa tidak berharga karena mereka gagal untuk dipertimbangkan, didengar, dan dihormati ketika tiba saatnya untuk membuat keputusan.

Baca Juga: Ada Parameter Kesiapan untuk Memulai Hubungan, Apa Pentingnya?

Sementara itu, kita yang mengendalikan mungkin pada akhirnya merasa tidak nyaman dengan siapa kita saat kita menyadari sifat suka memerintah dan mementingkan diri sendiri. 

Ketika keluarga dan teman-teman kita menjauhkan diri setelah kita mencoba melakukan apa yang menurut kita terbaik untuk semua orang, kita merasa ditolak dan tidak aman.

Untuk alasan ini, kita harus mendengarkan bagaimana perasaan orang lain tentang pengendalian kita dan memeriksa diri kita sendiri juga, sehingga kita dapat beralih dari mengendalikan ke kolaboratif.

Kawan Puan, yuk mulai sekarang ajak pasangan untuk saling introspeksi.

Agar kebiasaan mengendalikan pasangan ini tak mengakar kuat dan kalian bisa terhindar dari dampak buruknya. (*)

Sumber: mindbodygreen.com
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja