Parapuan.co - Di masa pandemi, virtual job fair dinilai sangat membantu pencari kerja menemukan profesi impiannya, tak terkecuali bagi siswi SMK jurusan IT.
Seolah tak mau ketinggalan, InfraDigital Foundation (IDF) juga ikut menggelar virtual job fair untuk siswa/siswi SMK pada Rabu, 16 Juni 2021.
Program virtual job fair untuk siswa/siswi SMK jurusan IT ini digelar bagi Peserta Pelatihan Cybersecurity yang digagas IDF.
Bukan tanpa alasan, IDF mengadakan pencarian kerja secara virtual lantaran lulusan SMK menyumbang 8,49 persen pengangguran di tahun 2020.
Pelatihan Cybersecurity dilaksanakan untuk mengurangi jumlah pengangguran lulusan SMK ini supaya para alumni memiliki kompetensi di bidang IT.
Baca Juga: Wajib Coba, Tips Sukses Mendapatkan Kerja Via Online Job Fair
Menariknya, meski peserta laki-laki mendominasi program tersebut, banyak pula perempuan yang antusias mengikuti.
Beberapa dari peserta perempuan bahkan ada yang langsung mendapat kesempatan wawancara via Zoom di hari yang sama.
Muhammad Rofi Ash-Shiddiq selaku Chairman InfraDigital Foundation mengungkapkan, virtual job fair ini merupakan salah satu bentuk komitmennya membantu siswa/siswi SMK mendapatkan kesempatan kerja lebih besar.
Secara khusus, ia menyampaikan bahwa dengan adanya virtual job fair ini, siswa perempuan mendapatkan kesempatan yang sama besar dengan murid laki-laki.
Ia dan tim InfraDigital menyadari, menyediakan fasilitas semacam ini untuk perempuan sama pentingnya dengan bagi laki-laki.
"Kalau InfraDigital sendiri kebetulan untuk laki-laki, tapi ternyata perempuan juga sekarang banyak banget peminatnya," kata Muhammad Rofi.
"Makanya, sebenernya dengan adanya pelatihan digital talent ini, diharapkan perempuan bisa jadi menjadi bagian dari digital talent," ujarnya lagi.
Lagi pula, menurut Muhammad Rofi, persiapan bagi siswi SMK jurusan IT sama dengan para siswa.
Untuk dapat bekerja di industri IT yang mengedepankan teknologi digital, baik laki-laki maupun perempuan mesti sama-sama punya minat tinggi di bidang ini.
Lalu untuk menunjang minatnya, mereka mesti memperbanyak keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan di dunia digital, salah satunya seperti Pelatihan Cybersecurity yang digagas IDF.
Dari pelatihan-pelatihan sejenis, biasanya peserta akan dipertemukan dengan perusahaan-perusahaan di industri digital.
Nah, di situlah nanti para peserta dapat menentukan sekaligus menyesuaikan kemampuan dan minatnya dengan kualifikasi dari perusahaan.
Baca Juga: 4 Kesenjangan Gender yang Dialami Perempuan dalam Dunia Kerja
Sementara itu, untuk kesetaraan gender sendiri, di industri digital peminat perempuan masih lebih sedikit ketimbang laki-laki.
Untuk itu pada dasarnya ketimpangan gender bukanlah sesuatu yang "disengaja" oleh perusahaan atau industri.
Kalaupun dalam suatu perusahaan terdapat ketimpangan gender, cara mengatasinya tergantung pada kebijakan masing-masing.
"Kalau secara peraturan, itu tergantung sama company-nya masing-masing," terang Rofi.
Ia juga menambahkan apabila ingin mengatasi kesenjangan gender di perusahaan IT secara menyeluruh, berarti perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Misalnya saja dengan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), koalisi perempuan, dan/atau lembaga terkait lainnya untuk mewujudkan kesetaraan gender di tempat kerja. (*)