Parapuan.co – Kawan Puan, meraih mimpi setelah menikah bukan hal yang mustahil bagi perempuan.
Mimpi yang bisa dirasih perempuan setelah menikah pun beragam, salah satunya melanjutkan pendidikan.
Hal ini juga didukung dari riset PARAPUAN melakukan riset dengan tema “Perempuan Indonesia, Ambil Alih Kendali Mimpimu”.
Riset tersebut melibatkan 1.218 responden yang terdiri dari perempuan di rentang usia 18-35 tahun.
Baca Juga: Tak Hanya Cari Uang, Bekerja adalah Bentuk Aktualisasi Diri Perempuan
Nah salah satu hasil yang cukup menarik adalah tentang perjuangan perempuan dalam akses pendidikan, yaitu sebanyak 51,8% perempuan setuju bahwa perempuan harus berpendidikan tinggi.
Selain itu, ada sebanyak 30,3% perempuan tidak setuju bahwa laki-laki dipriotaskan dalam hal pendidikan.
Dari kedua hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perempuan pun menganggap pendidikan sebagai hal penting dan dapat menjadi bekal menjalani kehidupan.
Tetap bisa melanjutkan pendidikan setelah menikah
Pentingnya pendidikan bagi perempuan ini juga dibenarkan Darin Rania (28).
Perempuan yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga ini kini tengah berjuang untuk melanjutkan pendidikan masternya di bidang komunikasi.
“Aku lanjut S2 itu bukan untuk lanjut karier, tapi lebih ke buat anakku sekarang dan adik-adiknya nanti. Soalnya sebagai ibu, kalau hanya mengandalkan naluri itu susah. Kalau kita enggak ada kemauan buat belajar, anak kita mau jadi apa?” ujarnya pada PARAPUAN.
Darin juga menambahkan bahwa status ibu rumah tangga jangan dijadikan alasan untuk berhenti belajar.
Sebab menurutnya, ibu tetap perlu belajar banyak hal dan enggak bisa hanya mengandalkan naluri dalam mengurus anak.
Sama halnya dengan Alia Bihrajihant Raya (40), perempuan yang sudah menamatkan jenjang doktoralnya beberapa tahun lalu ini menganggap bahwa pendidikan bagi perempuan itu sangat penting, meskipun sudah menikah.
Baca Juga: Tak Bisa Jadi Diri Sendiri, Perempuan Ini Putuskan Kembali Bekerja setelah Menikah
Raya sendiri melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang S3 karena mengamini mimpi masa kecilnya dulu yang ingin berkuliah di Jepang sekaligus untuk memenuhi tugasnya sebagai tenaga pengajar di salah satu universitas di Yogyakarta.
Ia juga menambahkan bahwa saat menempuh pendidikan doktoralnya dulu, sang suami yang notabene masih menyandang status pendidikan di bawahnya sama sekali tak merasa minder.
“Suamiku justru bangga. Dia bilang, Istriku sekolahnya di Todai (University of Tokyo) lo, universitas nomer 1 di Jepang,” ungkap Raya menirukan suaminya.
Kawan Puan, kisah kedua perempuan ini dalam melanjutkan pendidikan menarik sekali ya!
Ada yang ingin melanjutkan pendidikan demi bisa menjadi ibu yang lebih baik untuk anak-anaknya dan mewujudkan mimpi yang sejak kecil sudah diidam-idamkan.
Hal tersebut menjadi bukti bahwa selepas menikah, perempuan tetap bisa melanjutkan pendidikannya.
Pentingnya komunikasi dengan suami
Nah karena sudah menikah, dan menjadi 1 tim dengan suami, maka perempuan juga perlu melakukan strategi dalam mewujudkan mimpinya setelah menikah.
Menurut Darin, komunikasi adalah salah satu hal penting agar perempuan bisa melanjutkan pendidikannya setelah menikah.
“Kalau dia (suami) sih, asal enggak melupakan kewajiban di rumah. Trus aku menjelaskan ke suamiku kalau S2-ku tuh buat keluarga, buat anakku juga nantinya,” ungkap Darin.
Hal yang sama pun dilakukan Raya, bahkan saat melanjutkan pendidikan doktoralnya, suaminya tengah dalam masa penyembuhan dari penyakit kanker dan sudah memiliki 2 orang anak.
Baca Juga: Pentingnya Dukungan Suami saat Istri Ingin Kembali Bekerja setelah Menikah
“Saat saya mau berangkat, suami masih dalam masa penyembuhan kemoterapi. Tapi dia bilang, enggak apa-apa berangkat aja. Ini tuh udah akumulasi mimpimu dari kecil, jadi berangkat aja,” ungkap Raya pada PARAPUAN.
Kawan Puan, inspiratif sekali ya kisah 2 perempuan ini dalam melanjutkan pendidikan setelah menikah.
Semoga bisa menjadi bahan bakar Kawan Puan di luar saja juga, ketika kamu ingin kembali melanjutkan pendidikan setelah menikah.
Namun jangan lupa, komunikasin mimpi-mimpimu ini dengan suami ya!
Sebab Kawan Puan memerlukan dukungan suami dalam usaha meraih mimpi-mimpimu ini. (*)