Parapuan.co - Apakah Kawan Puan sering memikirkan sesuatu hingga cemas dan sulit tidur?
Kalau itu sering terjadi bahkan hampir setiap hari, bisa jadi kamu sudah overthinking.
Berdasarkan riset, ternyata perempuan cenderung lebih mudah untuk mengalami overthinking, lho.
Baca Juga: Kehilangan Nafsu Makan Akibat Stres, Ini 5 Hal yang Bisa Dilakukan
Penelitian yang dilakukan oleh Amen Clinics California, ternyata perempuan memiliki otak yang lebih aktif daripada laki-laki, terutama pada dua wilayah yaitu korteks prefrontal yang terkait dengan kontrol fokus dan impuls, dan sistem limbik, yang dikaitkan dengan suasana hati dan kecemasan.
Mereka juga mengatakan bahwa aliran darah di otak jauh lebih tinggi dibanding laki-laki sehingga perempuan memiliki kemampuan lebih untuk fokus, berempati, serta rentan akan rasa cemas.
Subjek penelitian sendiri terdiri dari 119 sukarelawan sehat dan 26.683 pasien dengan berbagai kondisi kejiwaan seperti trauma orak, gangguan bipolar, gangguan suasana hati, skizofrenia, gangguan psikotik serta Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan mental yang mengakibatkan seseorang sulit untuk fokus.
Dikatakan juga, aliran darah di otak perempuan jauh lebih tinggi dibanding laki-laki sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus dan berempati namun juga rentan merasa cemas.
Subjek penelitian termasuk 119 sukarelawan sehat dan 26.683 pasien dengan berbagai kondisi kejiwaan seperti trauma otak, gangguan bipolar, gangguan mood, skizofrenia atau gangguan psikotik, dan ADHD.
Pada laki-laki, bagian otak yang lebih aktif ada pada pusat penglihatan dan koordinasi otak.
Hal ini menyebabkan perempuan memiliki kekuatan lebih besar dalam empati, intuisi, kolaborasi, pengendalian diri, serta perhatian.
Sejalan dengan itu, Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani S.Psi., M.Psi. mengatakan bahwa overthinking terjadi pada orang dengan kapasitas berpikir yang lebih banyak.
"Ketika kapasitas berpikirnya lebih tinggi, itu lebih mungkin untuk membuatnya terus menerus berpikir karena memang dia punya kapasitas untuk berpikir, seperti itu," ujar Anna saat dihubungi PARAPUAN pada Jumat (18/6/2021).
Selain itu, Anna juga mengatakan bahwa overthinking juga disebabkan oleh kecemasan yang ada di masa lalu seseorang.
"Dia juga mungkin pernah punya pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalunya," kata Anna.
Pengalaman buruk di masa lalu itulah yang akhirnya memicu kecemasan hingga akhirnya seseorang bisa menjadi overthinking.
Mengenai overthinking, hal ini kerap dilakukan oleh 2 tipe perempuan yang didasarkan pada penelitian PARAPUAN, yakni tipe pengabdi dan pengampu.
Kedua tipe ini meraih mimpinya dengan berorientasi pada orang lain.
Karena berfokus pada orang lain, perempuan tipe pengabdi dan pengampu rentan mengalami overthinking karena merasa tidak bisa memenuhi apa yang orang lain mau.
Jika dibiarkan, overthinking ini tidak baik untuk kesehatan mental kita, lho, Kawan Puan.
Menurut Anna, ini dia dampak overthinking yang akan dialami seseorang.
Baca Juga: Bagikan Kondisi Terkini, BCL Ungkap Mentalnya Drop Usai 6 Hari Positif Covid-19
1. Kecepatan Kerja Melambat
Dampak overthinking ini bisa mempengaruhi kecepatan kita dalam mengerjakan sesuatu.
Memikirkan segala sesuatu yang berlebihan justru akan memperlambat pekerjaan kita.
Akibatnya, kita jadi mengerjakan sesuatu yang lebih lama dari pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan lebih cepat.
"Jadi misalnya harusnya kita bisa menyelesaikan kerjaan kita dalam satu jam. Tapi gara-gata kita tuh gini ‘haduh ini mesti ditambahain ini' 'Aduh ini kan kurang’ . Itu yang tadinya mesti satu jam selesai, mungkin dua jam juga belum selesai," papar lulusan Psikologi Universitas Indonesia ini.
2. Performa Kerja Menurun
Masih berkaitan dengan mengerjakan sesuatu, overthinking dapat membuat performa kerja kita menurun.
Tak jauh beda dengan melambatnya waktu bekerja, kita cenderung menyelesaikan pekerjaan yang lebih sedikit.
Alih-alih pekerjaan menjadi lebih baik, justru overthinking malah membuatnya menurun.
"Kadang-kadang malah bukan kualitasnya bertambah tapi kualitasnya malah berkurang. Karena kita tak kunjung yakin dengan yang kita kerjakan," kata Anna.
Baca Juga: Hindari Toxic Positivity, Jangan Katakan 5 Hal Ini Saat Ada yang Bersedih
3. Sulit Tidur
Kerap dialami millenial dan gen z, overthinking mengakibatkan sulit tidur.
Hal ini bisa terjadi lantaran terus memikirkan sesuatu tanpa berhenti.
"Karena terus-terusan mikir terus dia jadi sulit tidur. Kalau kekurangan tidur badan jadi tidak fit kan sebenarnya?," kata Anna.
Kualitas tidur yang kurang baik pun berdampak pada berbagai macam masalah kesehatan.
4. Emosi yang Tidak Terkontrol
Memikirkan sesuatu secara berlebihan juga dapat membuat kita merasa lelah.
Saat kita merasa lelah serta tak bisa menenangkan diri, akan ada emosi yang menjadi tidak terkontrol.
"Dia mungkin jadi lebih mudah marah dia mungkin jadi lebih gampang tersinggung," jelasnya
Pada kasus tertentu, overthinking yang berlebihan juga dapat membuat seseorang bisa mengalami gangguan psikologis.
(*)