KaIND, sebagai pelaku usaha yang membantu membina para petani ulat sutra eri ini mengerti betul bagaimana proses budidaya sutra eri dapat berkontribusi positif pada industri fashion tanpa harus menyakiti alam.
“Proses budidaya sutra eri ini sederhana. Para petani sutra tidak harus mempersiapkan semacam sterile chamber dengan biaya maintenance yang tinggi,” ujar Melie saat diwawancarai PARAPUAN pada Senin (21/6/2021).
Para petani ulat sutra eri tinggal menggunakan ruang kosong di rumah mereka untuk dijadikan area budidaya dengan membuat rak kayu atau rak bambu sederhana.
“Last but not least, kita tidak membunuh pupa selama proses budidaya. Proses perebusan kepompong untuk mendapatkan serat sutra dilakukan saat kepompong kosong,” tambahnya.
Sebelumnya, pupa sudah dikeluarkan dari kepompong sehingga masih bisa bermetamorfosis secara sempurna menjadi ngengat sutra.
Baca Juga: Dukung Mode Berkelanjutan, 3 Aktris Ini Kenakan Gaun Daur Ulang
“Proses budidaya seperti ini yang disebut organic silk atau peace silk. Ini sutra tanpa harus membunuh,” ujarnya lagi.
Produk KaIND sendiri menggunakan 50 persen bahan dasar sutra eri, yang mana bisa ditemukan pada produk kain tenun, selendang tenun dan sleep eye mask.
Tergerak untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan ekosistem fashion yang berkelanjutan, Lenzing melalui merek serat TENCEL™️ berkolaborasi dengan KaIND untuk menghasilkan serat tekstil yang berkualitas sekaligus memajukan perekonomian petani sutra eri.
Hasilnya adalah pemintalan benang sutra fabrikasi yang merupakan perpaduan kedua serat tersebut.
Perpaduan ini menjadikan pemintalan benang sutra fabrikasi pertama dan satu-satunya yang seluruh prosesnya dilakukan di Indonesia.