Pentingnya Pemberdayaan Petani Ulat Sutra Eri untuk Penuhi Kebutuhan Industri Mode Berkelanjutan

Citra Narada Putri - Senin, 21 Juni 2021
Pemberdayaan petani ulat sutra eri dapat berkontribusi wujudkan industri fashion berkelanjutan.
Pemberdayaan petani ulat sutra eri dapat berkontribusi wujudkan industri fashion berkelanjutan. Dok. KaIND

Parapuan.co – Pandemi menjadi momen yang berat dihadapi oleh para pelaku usaha, tak terkecuali di industri fashion.

Misalnya saja seperti petani ulat sutra eri, yang menjadi salah satu penyuplai kain sutra untuk banyak pelaku usaha mode ini.

Padahal, para petani ulat sutera eri ini menerapkan proses yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Namun, saat ini ketersediaan serat sutra eri yang digunakan untuk menghasilkan benang campuran TENCEL™️/Silk sebagai bahan utama untuk memproduksi kain tenun terancam hilang.

Sejak pandemi melanda, jumlah petani berkurang hingga 90 persen. Hanya ada sekitar 20 petani yang masih bertahan.

Baca Juga: Ini 3 Gaya Hidup Berkelanjutan yang Perlu Dilakukan Masyarakat Modern

“Dari 20 petani sutra yang bertahan saat ini, 50 persennya adalah petani perempuan yang merupakan Ibu Rumah Tangga,” papar Melie Indarto, founder KaIND, brand fashion lokal yang membina para petani ulat sutra eri di Pasuruan, Jawa Timur.

Ironisnya, stok sutra eri yang tersedia saat ini hanya sekitar 30-40 kilogram saja.

Sementara itu, dibutuhkan 300 kilogram serat sutra eri untuk dapat menghasilkan benang pintal fabrikasi.

Bertepatan dengan Hari Krida Pertanian, Lenzing Group sebagai perusahaan multinasional dan salah satu pionir serat tekstil berkelanjutan dan ramah lingkungan seperti TENCEL, turut memberdayakan petani ulat sutra eri binaan KaIND di Pasuruan, Jawa Timur. 

“Dukungan terhadap pemberdayaan petani ulat sutra eri ini merupakan salah satu inisiatif Lenzing Group, KaIND dan Benih Baik untuk memajukan perekonomian lokal, menghidupkan kembali ekosistem sutera eri yang terdampak akibat pandemi Covid-19,” jelas Mariam Tania, Marketing and Branding Manager Lenzing Group, SEA dan Oceania.

“Selain itu juga menginspirasi pelaku bisnis serta komunitas, khususnya di industri fashion, untuk turut berkontribusi dalam menciptakan ekosistem fashion yang berkelanjutan,” tambahnya.

KaIND, sebagai pelaku usaha yang membantu membina para petani ulat sutra eri ini mengerti betul bagaimana proses budidaya sutra eri dapat berkontribusi positif pada industri fashion tanpa harus menyakiti alam.

“Proses budidaya sutra eri ini sederhana. Para petani sutra tidak harus mempersiapkan semacam sterile chamber dengan biaya maintenance yang tinggi,” ujar Melie saat diwawancarai PARAPUAN pada Senin (21/6/2021).

Para petani ulat sutra eri tinggal menggunakan ruang kosong di rumah mereka untuk dijadikan area budidaya dengan membuat rak kayu atau rak bambu sederhana.

Last but not least, kita tidak membunuh pupa selama proses budidaya. Proses perebusan kepompong untuk mendapatkan serat sutra dilakukan saat kepompong kosong,” tambahnya.

Sebelumnya, pupa sudah dikeluarkan dari kepompong sehingga masih bisa bermetamorfosis secara sempurna menjadi ngengat sutra.

Pemberdayaan petani ulat sutra eri dapat berkontribusi wujudkan industri fashion berkelanjutan.
Pemberdayaan petani ulat sutra eri dapat berkontribusi wujudkan industri fashion berkelanjutan. TENCEL X KaIND

Baca Juga: Dukung Mode Berkelanjutan, 3 Aktris Ini Kenakan Gaun Daur Ulang

“Proses budidaya seperti ini yang disebut organic silk atau peace silk. Ini sutra tanpa harus membunuh,” ujarnya lagi.

Produk KaIND sendiri menggunakan 50 persen bahan dasar sutra eri, yang mana bisa ditemukan pada produk kain tenun, selendang tenun dan sleep eye mask.

Tergerak untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan ekosistem fashion yang berkelanjutan, Lenzing melalui merek serat TENCEL™️ berkolaborasi dengan KaIND untuk menghasilkan serat tekstil yang berkualitas sekaligus memajukan perekonomian petani sutra eri.

Hasilnya adalah pemintalan benang sutra fabrikasi yang merupakan perpaduan kedua serat tersebut.

Perpaduan ini menjadikan pemintalan benang sutra fabrikasi pertama dan satu-satunya yang seluruh prosesnya dilakukan di Indonesia.

Penggalangan dana dari serat TENCEL™️ dan KaIND ini bertujuan untuk membangkitkan usaha dan menghidupkan ekosistem petani ulat sutra eri agar dapat produktif kembali sehingga mampu memenuhi kebutuhan industri mode.

Kelak, dukungan dan upaya pemberdayaan ini akan disalurkan kepada 70 petani sutra eri di Pasuruan dan Malang.

Baca Juga: Punya Misi Khusus, Desainer Ali Charisma Bakal Donasikan 1.000 Busana Karya-karyanya

Untuk berpartisipasi mendukung pemberdayaan petani ulat sutra eri, dapat mengakses Benih Baik dan akan berakhir pada bulan September.

Donasi yang terkumpul akan disalurkan ke Koperasi KUPU Sutera untuk mempersiapkan kokon kering (kepompong) yang akan diolah di pabrik pemintalan benang PT Lakumas di Tegal, Jawa Tengah, untuk diproduksi menjadi benang fabrikasi campuran TENCEL™️/Silk.(*)



REKOMENDASI HARI INI

Wamen PPPA Veronica Tan: Mendidik Guru Berarti Membangun Generasi yang Lebih Baik