Parapuan.co - Situasi pandemi Covid-19 tampaknya masih akan terus berlangsung dalam beberapa waktu ke depan, Kawan Puan.
Teranyar, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) mengungkapkan bahwa mereka baru saja resmi melabeli mutasi virus corona baru dengan sebutan varian Lambda.
Pada Minggu (20/6/2021), Kompas.com mewartakan bahwa varian Lambda alias varian C.37 awalnya diidentifikasi di Peru pada Agustus 2020.
Tapi, waktu itu belum ada label resmi dari WHO untuk menyebut varian ini.
Pada Rabu (16/6/2021), WHO barulah mengumumkan varian baru virus corona itu yang kemudian diberi label Lambda.
Baca Juga: Ingin Minum Obat Pereda Nyeri Pasca Vaksin Covid-19? Begini Kata Komnas KIPI
Sejak diidentifikasi di Peru pada Agustus 2020, varian Lambda kini dilaporkan sudah menyebar ke 29 negara khususnya Amerika Selatan, seperti Argentina dan Cile.
Di Peru, sejak April 2021 hingga kini, sebanyak 81 persen kasus Covid-19 di negara itu terkait dengan varian Lambda.
Di Argentina, varian Lambda telah menambah jumlah kasus positif Covid-19 di negara tersebut sebanyak 37 persen dalam kurun waktu Februari 2021 hingga Mei 2021.
Sementara, di Cile, varian Lambda memperbanyak jumlah kasus positif Covid-19 negara itu sebesar 32% dalam 60 hari terakhir, yaitu antara Mei 2021 sampai Juni 2021.
Gejala varian Lambda mirip dengan gejala Covid-19 pada umumnya, antara lain demam, sakit kepala, batuk, pilek, dan hilangnya indra penciuman.
Selain itu, WHO mengklasifikasikan varian Lambda sebagai Variant of Interest atau VOI pada Senin (14/6/2021).
VOI artinya varian virus corona yang mendapat perhatian dari WHO, meski sejauh ini belum dianggap mengkhawatirkan.
WHO mengklasifikasikan varian Lambda sebagai VOI karena varian itu diduga mampu menghindari antibodi penetral virus yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19.
WHO juga menilai bahwa varian Lambda punya suatu mutasi tertentu yang bisa meningkatkan potensi penularan terhadap manusia maupun memperkuat kekebalan varian virus ini terhadap vaksin Covid-19.
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Ini 9 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Divaksin
Akan tetapi, hal itu masih sebatas dugaan dan belum terbukti dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Sampai sekarang, tercatat ada tujuh varian virus corona yang tergolong sebagai VOI, termasuk varian Lambda itu sendiri.
Ketujuhnya yakni Epsilon (B.1.427), Zeta (P.2), Eta (B.1.525), Theta (P.3), Iota (B.1.526), Kappa (B.1.617.1), dan Lambda (C.37).
Varian Epsilon ditemukan di Amerika Serikat (AS) pada 2020, Zeta ditemukan di Brazil pada 2020, dan Eta ditemukan di beberapa negara seperti Denmark dan Belanda pada 2020.
Varian Theta ditemukan di Filipina pada 2021, Iota ditemukan di AS pada 2020, dan Kappa ditemukan di Brazil pada Oktober 2020.
Terakhir, varian Lambda, seperti yang tadi sudah disebutkan, ditemukan di Peru pada Agustus 2020.
Selain itu, WHO juga mengungkapkan bahwa perlu riset lebih lanjut tentang dugaan kemampuan varian Lambda dalam menghindari efektivitas vaksin Covid-19.
Kalau riset kemudian menemukan bahwa varian Lambda ternyata berbahaya, maka WHO akan mengklasifikasikannya sebagai golongan virus Variant of Concern (VOC).
VOC adalah varian virus Corona yang berpotensi menjadi ancaman besar terhadap kesehatan masyarakat karena terbukti menyebar cepat dan menginfeksi banyak orang.
Sejauh ini, ada empat varian virus Corona yang termasuk dalam VOC, yakni varian Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), dan Delta (B.1.617.2).
Baca Juga: Waspada! Berikut Perbedaan Varian Covid-19 Alpha, Beta, dan Delta
Varian Alpha ditemukan di Inggris pada September 2020 dan Beta ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.
Lalu, Gamma ditemukan di Brazil pada November 2020 sementara Delta ditemukan di India pada Oktober 2020.
Keempat varian virus corona yang termasuk VOC ini terbukti menyebar dengan cepat ke berbagai negara dan menjangkiti banyak orang.
Kawan Puan, agar kamu terhindar dari Covid-19, kamu harus tetap menjalankan protol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, ya.(*)