Sebagai informasi, jenis kerontokan ini juga sebenarnya merupakan masalah rambut yang sering kita alami dalam kondisi sehat.
Menurut Pop-Vicas, hubungan stres dan kondisi kesehatan ini kini menjadi perhatian publik, karena semakin banyak dari masyarakat yang telah memahami mengenai Covid-19.
Tentu saja pandangan ini berbeda dibandingkan dengan kondisi dulu, mengingat dulu kerontokan rambut yang sangat parah di tempat tidur kerap dihubungkan dengan penyakit tertentu.
Lebih lanjut lagi, direktur medis COVID Activity Rehabilitation Program di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, AS, Dr Greg Vanichcakhorn menjelaskan, hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang mengalami kondisi yang signifikan seperti terkena infeksi atau menghadapi situasi stres.
Dengan begitu, maka sel-sel rambutnya akan masuk ke fase tidak aktif dan kondisi ini bisa terjadi berbulan-bulan setelah kejadian.
Bisa dibilang, mungkin ini yang menyebabkan sejumlah penyintas mengalami rambut rontok setelah sembuh Covid-19.
"Sel-sel rambut tersebut pada dasarnya sudah tidak aktif. Dan itu bisa terjadi berbulan-bulan setelahnya. Jadi mungkin mengapa pasien mengalaminya pasca-COVID adalah karena tubuh mereka masih ketakutan tentang apa yang terjadi pada mereka," jelasnya.
Baca Juga: Tips Perawatan Rambut Selama Hamil agar Bebas Rontok dan Bercabang
Pada dasarnya rambut juga memiliki siklus rontok dalam kondisi normal, menurut Dr Davie Cutler, dokter keluarga dari Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, Califorbia, AS.
Semua folikel rambut akan melewati periode istirahat dan pertumbuhan, kemudian rambut rontok.