Pengaruh Pandemi Terhadap Posisi Perempuan dalam Memimpin Perusahaan

Aulia Firafiroh - Selasa, 22 Juni 2021
dampak pandemi terhadap perempuan
dampak pandemi terhadap perempuan nensuria

Parapuan.co - Kawan Puan, kondisi pandemi saat ini berisiko menempatkan kemajuan yang telah dibangun oleh para perempuan menuju kembali ke posisi disparitas gender dalam kepemimpinan di perusahaan.

Menurut sebuah studi yang dilakukan para peneliti di McKinsey, sebanyak dua juta perempuan di Amerika Serikat meninggalkan pekerjaan mereka karena tuntutan pengasuhan dan tidak tentunya waktu work from home.

Data statistik di Amerika Serikat juga menunjukan bahwa angka perempuan dalam kepemimpinan menurun karena ada tekanan pandemi yang menyebabkan tidak keseimbangan.

"Kami membutuhkan lebih banyak perempuan di posisi eksekutif, tetapi saya juga sangat percaya bahwa hanya memberi orang kesempatan yang layak mereka dapatkan. Kuncinya adalah memberi mereka yang berinisiatif untuk melangkah—terlepas dari jenis kelamin atau latar belakang mereka—kesempatan untuk membuktikan diri. Jika mereka bekerja keras dan membuktikan nilai mereka, mereka layak mendapatkan kesempatan. Ini berlaku untuk perjalanan saya sendiri ke CFO LogicSource," ujar Niki Heim, Chief Financial Officer LogicSource dikutip dari laman Fast Company.

Baca juga: Jadi Salah Satu Aktris Korea Tersukses, Jun Ji Hyun Awali Karir dari Mimpi yang Tak Terduga

Pandemi secara mendasar telah mengubah cara organisasi berpikir tentang fleksibilitas tempat kerja.

Sebelum Maret 2020, banyak bisnis berjuang untuk melihat manfaat dari fleksibilitas dalam jam kerja dan lokasi.

Hal itu sangat sulit apalagi bagi perempuan yang berkarir dan berumahtangga.

Ditambah tekanan sosial mengenai perempuan kerap kali masih membuat posisi tertekan karena tuntutan yang ada.

Seorang perempuan mungkin menghadapi tantangan karir jika dia meninggalkan kantor pada jam 4 sore.

Kemudian ia disuruh menjemput anak di penitipan ketika suami yang seharusnya bisa meninggalkan kantor malah membebankan kepada sang istri.

Bahkan, saat pulang ke rumah, perempuan kembali online dan menyelesaikan pekerjaan sebanyak yang dia lakukan jika dia tetap di kantor sampai jam 6 sore atau mungkin bisa lebih lama.

Baca juga: Jay-Z dan Beyoncé Tak Paksakan Karier Bermusik Kepada Anaknya

Ini menciptakan tanda tidak sadar terhadap "komitmen"-nya karena tidak secara fisik berada di kantor adanya bias tanpa disadari.

Niki Heim mengatakan bahwa masalah ini tidak eksklusif untuk perempuan tetapi secara intrinsik perempuan paling sering memikul tanggung jawab ini. (*)

 

Sumber: Fast Company
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat