Parapuan.co - Baru-baru ini terdapat video mengenai kasus kulit rusak setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 yang viral di TikTok.
Dalam video yang viral di TikTok tersebut, seorang pria menceritakan kronologis sebelum ia mengalami kulit kemerahan di sekujur tubuhnya hingga akhirnya konsultasi dengan dokter dan dinyatakan cacar oleh petugas medis.
Namun, meski begitu, Kawan Puan perlu mengetahui pendapat dokter kulit mengenai video kulit rusak yang viral tersebut.
Baca Juga: Vaksin Sinovac Tiba Lagi, RI Sudah Amankan Total 104,7 Juta Vaksin
Pasalnya, hingga artikel ini ditulis video viral di TikTok tersebut telah mendapatkan lebih dari 20.000 komentar dan juga hampir 123.000 dibagikan.
Menanggapi hal yang sudah tersebar di masyarakat ini, dr. Wang Suryany, Sp.KK., dokter spesialis kulit dan kelamin pun menyampaikan penjelasannya, dilansir dari laman Kompas.com.
Menurut dr. Wang, jika dilihat dari kondisi pria dalam video viral di TikTok tersebut, kemungkinan ia mengalami Bullous Drug Eruption.
Bullous Drug Eruption sendiri merupakan reaksi alergi obat berupa timbul ruam-ruam merah dan terbentuk bulla atau gelembung berisi cairan.
“Ini pendapat saya jika dilihat dari videonya. Karena saya tidak memeriksa langsung kondisi bapak tersebut, sehingga sulit memastikan apa yang sebenarnya dialami bapak tersebut,” tutur dr. Wang.
Tak hanya itu,dr. Wang juga menyampaikan, kondisi yang dialami pria paruh baya tersebut bisa juga masuk ke dalam kategori KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang langka.
Baca Juga: Bolehkah Minum Obat Pereda Nyeri Setelah Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan Komnas KIPI
Dokter yang berpraktik di Primaya Hospital Pasar Kemis ini juga menjelaskan, terdapat beberapa obat yang biasanya menimbulkan reaksi alergi.
Obat tersebut antara lain antibiotik, anti epilepsi, golongan NSAID seperti golongan Oxicam, allopurinol, obat-obat herbal, dan obat golongan biological.
Umumnya, penyebab alergi obat ini adalah antibiotik, akan tetapi hal yang menjadi masalah menurutnya adalah kita enggak akan pernah tahu siapa yang akan mengalami alergi obat.
"Lagipula, jika seseorang alergi golongan penicillin, belum tentu dia alergi golongan levofloxacin. Sehingga, enggak bisa dipukul rata,” jelasnya.
Lalu, jika sudah ditemukan obat yang menjadi penyebab alerginya, maka dokter akan membuat catatan blacklist dan pasien pun harus menyampaikan pada semua dokter yang merawatnya.
Oleh karena itu, dokter Wang menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis kulit, jika ada efek yang muncul pada kulit setelah divaksin.
Baca Juga: Ingat Lagi, Ini 9 Kelompok yang Ternyata Tak Boleh Diberi Vaksin Covid-19
“Alergi obat, termasuk Bullous Drug Eruption ini bisa sembuh seratus persen, asalkan cepat mendapatkan penanganan yang tepat,” pungkasnya. (*)