Parapuan.co - Kawan Puan, setiap tanggal 23 Juni diperingati sebagai Hari Janda Internasional atau International Widows Day.
Pada tahun 2011 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan 23 Juni sebagai Hari Janda Internasional.
Dalam hubungan rumah tangga, tentu kehilangan pasangan merupakan tantangan yang sulit untuk dihadapi.
Namun, banyak kita lihat perempuan yang ditinggalkan oleh pasangannya mampu berdiri dan membangun rumah tangga sendiri bagi untuk dirinya atau bersama sang buah hati.
Salah satu janda yang harus berjuang sendiri mengurus buah hatinya adalah Amisah Mohd Isa, yang juga penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna netra.
Baca Juga: Catat! Ini 13 Tips untuk Melatih Diri Beradaptasi Sebagai Ibu Tunggal
Walaupun dengan kekurangan fisik, Amisah setiap harinya tetap berperan sebagai ibu sekaligus ayah bagi keluarga kecilnya.
Beberapa hari yang lalu merupakan Hari Ayah pertama keluarga itu tanpa mendiang suaminya.
Suaminya yang adalah seorang kurir, meninggal dalam kecelakaan di jalan tahun lalu pada usia ke-40 tahun.
Amisah yang berusia 37 tahun, dari Kampung Bachang, Malaysia, saat itu sedang hamil anak kelima mereka.
Kini, ia menghabiskan hari-harinya untuk merawat anak-anak yang semuanya berusia di bawah usia 13 tahun.
“Suamiku tercinta meninggalkan kami pada 29 September, sudah hampir sembilan bulan sekarang,” ceritanya kepada Free Malaysia Today.
“Jadi saya harus terus mencari sumber penghasilan untuk membesarkan anak-anak saya sendiri,” tambahnya.
Pada tahun 2018, Amisah dan suaminya memutuskan untuk mendirikan warung yang menjual burger dan roti untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Tetapi setelah suaminya meninggal, ia mengambil cuti enam bulan untuk berduka dan fokus pada anak bungsunya.
Selama ini, ia menerima bantuan dari organisasi non-pemerintah (LSM) Great Heart Charity Association, yang memasok bahan makanannya selama enam bulan.
Baca Juga: Resep Desy Ratnasari Bisa Tangguh sebagai Single Mom selama 16 Tahun
Amisah membuat keputusan untuk bangkit kembali dan memulai kios pada bulan Maret lalu, dengan Great Heart yang menyumbangkan RM300 setiap bulan untuk membantunya membeli bahan-bahan untuk kiosnya.
“Kadang-kadang saya menerima bantuan makanan seperti beras, tetapi tidak setiap saat.
“Itu sebabnya saya harus membuka kios saya untuk mendapatkan uang,” ungkap Amisah.
“Tidak banyak, tapi cukup untuk membeli kebutuhan rumah tangga kami.
“Semua yang saya dapatkan langsung kembali ke anak-anak saya,” tambahnya.
Sayangnya, jumlah pelanggan menjadi tidak konsisten karena pandemi dan Amisah harus merevisi jam operasinya agar sesuai dengan SOP Covid-19 setempat.
Tetapi ibu yang berdedikasi itu terus bertahan, anak-anaknya menjadi motivasinya untuk terus maju, tidak peduli rintangan apa pun yang dihadapi.
Baca Juga: Maureen Hitipeuw Anjurkan Single Moms untuk Jelaskan Soal Perpisahan pada Anak, Ini Alasannya!
“Apa pun tantangannya, saya harus tetap kuat dan melakukan yang terbaik demi anak-anak saya,” ungkapnya.
Kawan Puan, menjadi orang tua tunggal, apa lagi sebagai penyandang disabilitas, bukanlah hal yang mudah.
Namun, semangat dan rasa cinta seorang ibu menjadi bukti bahwa tantangan apa pun akan dilewatinya demi anak-anak terkasihnya. Selamat Hari Janda Internasional untuk Kawan Puan yang merupakan single moms! (*)