“Tante saya bilang, ya kamu sekolah tinggi bagus tapi jangan lupa menikah,” ucapnya.
Bagi Nikita hal-hal seperti itu mencerminkan bahwa mereka belum menyadari ada sesuatu yang lebih penting dari pernikahan.
“Di daerah lain ada anak-anak usia SMP yang mereka ingin sekolah tapi karena dorongan dari orang tua terkadang membuat mereka kesulitan untuk menolak menikah dengan orang lain,” jelas Nikita.
Ini juga menyebabkan maraknya pernikahan anak di bawah umur.
Saat perempuan lebih memilih mengejar impian, mereka akan dihadapkan dengan stigma dari keluarga dan sosial.
Baca Juga: Cara Komunikasi yang Tepat dengan Suami saat Kawan Puan ingin Kembali Bekerja
Tak hanya itu, ada hal lain yang membuat seorang perempuan kesulitan untuk meraih mimpi, yaitu karena akses.
“Akses pendidikan dan pekerjaan masih sangat terpusat di kota besar, bahkan kota satu dengan yang lain aja bisa beda,” ungkapnya.
Nikita juga menambahkan jika masalah struktural dan sistematis juga sering ditemukan pada perempuan yang memilih meraih mimpinya daripada menikah.
Pada dasarnya perempuan yang memiliki keinginan untuk meraih mimpi akan menemukan jalan dan dihadapkan dengan stigma dari keluarga dan sosial.
Jadi tetap semangat ya Kawan Puan, untukmu yang tengah meraih mimpi!
(*)