Parapuan.co - Kawan Puan, pada bulan Maret lalu, Deb Haaland diangkat menjadi sekretaris kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Amerika, Joe Biden.
Diangkatnya Deb Haaland menjadi sekretaris kabinet ini menorehkan sejarah baru karena ia adalah pribumi Amerika pertama yang berhasil menduduki jabatan tersebut.
Terpilihnya Deb Haaland ini disambut gembira orang-orang pribumi lainya, Kawan Puan.
Sebab, mereka merasa Deb adalah seorang pemimpin yang memahami kebutuhan dan bisa melindungi mereka.
Dibawah kepemimpinan Deb, banyak keputusan diambil untuk menyesuaikan kebutuhan pribumi Amerika yang sebelumnya masih kurang terpenuhi.
Latar belakangnya sebagai orang pribumi membuat paham betul apa yang dibutuhkan masyarakat Indian.
Baca Juga: Maya Ghazal, Pengungsi Perempuan Asal Suriah Pertama yang Jadi Pilot
Kawan Puan, perjalan karier Deb ini sendiri dimulai saat ia memutuskan masuk ke sekolah hukum University of New Mexico.
Saat itu kehidupan Deb terbilang cukup menantang karena harus menjalani peran ganda, sebagai seorang pelajar akademik sekaligus menjadi ibu tunggal yang mengurus putri semata wayangnya, Somáh.
Deb juga sempat hidup dalam kesusahan, ia rela mengantri kupon makan untuk dapat bertahan hidup.
Setelah lulus dari University of New Mexico, Deb memiliki keinginan untuk bisa membantu kaumnya, orang pribumi.
Lewat keinginannya tersebut, Deb mulai masuk ke ranah politik.
"Saya mencalonkan diri sebagai wakil gubernur (New Mexico) pada tahun 2014 dan Kongres pada tahun 2018.
"Saya hanya merasa memiliki kewajiban dan ingin menjadi seorang pemimpin," kata Deb.
Kawan Puan, sebelum sukses meraih gelar sebagai sekretaris kabinet Amerika pertama dalam sejarah AS, Deb sudah membuat sejarah terlebih dahulu sebagai perempuan pribumi pertama yang berhasil menjadi Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada masa jabatannya tersebut, Deb diketahui telah mengesahkan beberapa RUU yang pro terhadap pribumi Amerika, yakni Not Invisible Act dan Justice for Native Survivors of Sexual Violence Act.
Sekedar informasi, melansir dari situs Congress, Invisible Act merupakan UU koordinasi yang dibuat sebagai upaya untuk mengurangi kejahatan serta kekerasan di tanah Indian terhadap orang-orang pribumi Amerika.
Sedangkan Justice for Native Survivors of Sexual Violence Act adalah UU mengenai kejahatan kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan seks, kekerasan seksual, penguntitan, dan perilaku terkait.
Baca Juga: Kritisi Sampah Plastik di Malawi, Inilah Sosok Gloria Majiga Kamoto
Saat pandemi ini, sosok Deb juga membantu menggalang dana hingga 8 miliar dollar Amerika untuk berbagai suku yang ada di Negara tersebut.
Kawan Puan, dalam budaya Indian, perempuan adalah pembuat keputusan dalam sukunya.
Namun, semenjak penjajahan terjadi, peran penting perempuan dalam pengambilan keputusan ini tertutupi.
Perempuan pribumi menjadi kelompok yang kurang terwakili dalam komunitas dan terpinggirkan.
Maka dari itu, masuknya Deb menjadi sekretaris dalam kabinet Amerika dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa, Kawan Puan. (*)