Cegah Penyiksaan Terhadap Perempuan Papua, Perlu Reformasi di Berbagai Sisi

Arintya - Sabtu, 26 Juni 2021
Solusi yang ditawarkan untuk cegah penyiksaan terhadap perempuan Papua
Solusi yang ditawarkan untuk cegah penyiksaan terhadap perempuan Papua Ponomariova_Maria

“Karena pada situasi-situasi untuk mendapatkan keterangan atau pengakuan atau untuk kepentingan orang ketiga, maka penerapan penyiksaan dilakukan,” ungkap Theresia Iswarini.

Sebelumnya, Elvira Rumkabu mengungkapkan bahwa sejak tahun 1963 sampai 2010 penyiksaan terhadap perempuan terus terjadi.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pemerkosaan menjadi salah satu metode yang kerap digunakan sebagai salah satu bentuk penyiksaan terhadap perempuan Papua.

Solusi agar perempuan Papua terbebas dari penyiksaan dan kekerasan seksual

Elvira Rumkabu, sebagai perwakilan akademisi dari Universitas Cenderawasih mengatakan bahwa perempuan Papua berisiko mengalami multiple abuse atau kekerasan ganda.

Kekerasan ganda tersebut terjadi baik di ranah domestik maupun di ranah konflik.

Baca Juga: Komnas Perempuan: Perempuan di Papua Saat ini Alami Kekerasan Berlapis

Kedua ranah tersebut pun menurut Elvira bisa daling terkait menyebabkan kekerasan pada perempuan Papua.

Untuk itulah menurut Elvira, upaya mengurangi kasus penyiksaan dan kekerasan pada perempuan Papua tidak terlepas dari konteks konflik juga.

“Pertama perlu percepatan untuk membagun regulasi besar, seperti kebijakan anti penyiksaan di POLRI, di TNI juga perlu diperhatikan. Juga perlu dikuatkan di lembaga-lembaga pengawasan baik internal maupun eksternal,” ujar Elvira.

Selain itu, Elvira juga menambahkan perlu adanya reformasi kultural, terutama reformasi kultur anti kekerasan di instansi pemerintahan.

Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Tampil Modis saat Perayaan Tahun Baru Imlek dengan Brand Mewah Ini