Parapuan.co - Mimpi adalah hal yang lazim ditemukan di sekitar kita sebab hampir semua orang memilikinya, termasuk diri kita sendiri, Kawan Puan.
Poin yang membedakan hanyalah apakah mimpi tersebut bertujuan untuk memenuhi ekspektasi atau harapan diri sendiri, atau untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan.
Menurut riset PARAPUAN, individu khususnya perempuan yang bermimpi untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan merupakan perempuan tipe Pengampu.
Riset yang berlangsung dari Januari sampai Maret 2021 ini dilakukan lewat wawancara mendalam terhadap 18 responden dan lewat survei online terhadap 1.218 responden.
Baca Juga: Utamakan Logika dan Ingin Penuhi Ekspektasi Orang, Ciri Perempuan Tipe Pengampu
Semua responden merupakan perempuan Indonesia dengan rentang usia 18-35 tahun serta berasal dari berbagai tingkat pendidikan dan pekerjaan yang bermukim di kota maupun desa.
Riset ini menemukan bahwa perempuan tipe Pengampu adalah perempuan yang mengedepankan logika dan berusaha memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan.
Para perempuan bertipe ini meyakini bahwa memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan terhadap dirinya dapat membahagiakan diri perempuan itu sendiri.
Pun mereka berusaha memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan terhadap dirinya untuk menjaga perasaan orang lain dan lingkungan itu.
Namun, kadang-kadang para perempuan tipe Pengampu dikritik atau bahkan dicemooh orang lain jika mereka gagal memenuhi ekspektasi orang dan lingkungan.
Kritik atau cemoohan itu membuat mereka jadi menghindari orang yang mengkritik atau mencemooh tersebut untuk mencegah timbulnya gesekan maupun konflik dengan orang itu.
Padahal, ada cara lain selain menghindar yang bisa dilakukan oleh para perempuan tipe Pengampu saat dirinya sedang mendapat kritik maupun cemoohan.
Simak apa saja cara-cara tersebut, seperti dilansir dari situs Psychologytoday.com.
Baca Juga: Ini 4 Film tentang Memenuhi Ekspektasi Orang Lain, Khas Tipe Pengampu
Tetap Tenang
Kritik atau cemoohan dari orang maupun lingkungan sekitar kita memang dapat membuat kita merasa tidak nyaman atau bahkan kesal.
Wajar, karena kritik atau cemoohan tersebut menyorot hal negatif pada diri kita yang jika dibahas, tentu dapat menyinggung perasaan kita.
Kalau kita merasa kesal saat dikritik atau dicemooh, cobalah tarik napas dalam dan tetap tenang.
Usahakan jangan terbawa emosi sebab, kalau kita emosi, kita akan sulit berpikir jernih sehingga sulit pula untuk memahami konten yang terdapat dalam kritik atau cemoohan itu.
Karena sulit berpikir jernih, kita bisa menangkap konten dalam kritik atau cemoohan itu secara keliru sehingga kita jadi salah paham.
Perhatikan dan Tanyakan
Masih menyambung dari poin sebelumnya, setelah kita berhasil menjaga diri tetap tenang dan tidak emosi, maka selanjutnya coba perhatikan kritik atau cemoohan tersebut baik-baik.
Tujuannya untuk betul-betul memahami pesan yang disampaikan melalui kritik atau cemoohan itu dan menghindari kesalahpahaman.
Setelah kita betul-betul memahami kritik atau cemoohan tersebut, barulah kita mengajukan pertanyaan terkait kritik atau cemoohan itu.
Misalnya, kita dikritik atau dicemooh karena tidak berhasil lolos tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sehingga kita batal menjadi PNS seperti yang diekspektasikan keluarga.
Untuk menanggapinya, kita bisa menanyakan kenapa keluarga sangat mengekspektasikan diri kita untuk bekerja sebagai PNS, padahal masih ada pekerjaan lain yang bisa kita lakoni.
Dengan mengajukan pertanyaan seperti itu, kita bisa memahami ekspektasi dari keluarga dengan lebih mendalam, di samping kita juga jadi membela diri terhadap kritik atau cemoohan tersebut.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk dari Penuhi Ekspektasi Orang, Sang Pengampu Wajib Tahu
Coba Pandang Kritik atau Cemoohan sebagai Bentuk Kepedulian
Kritik atau cemoohan bisa jadi merupakan tanda kepedulian orang dan lingkungan terhadap diri kita, Kawan Puan.
Hanya saja, orang dan lingkungan sekitar kita mungkin tidak tahu cara menunjukkan kepeduliannya dengan tepat sehingga malah ditunjukkan lewat kritik atau cemoohan.
Sebagai contoh, orang tua mengkritik diri kita karena tak kunjung bekerja setelah tamat kuliah, padahal mereka berekspektasi kita dapat mulai bekerja segera sesudah lulus.
Meski kritik tersebut dapat terasa menyakitkan sebab menyangkut status pengangguran pada diri kita lantaran belum bekerja, namun itu sebetulnya tanda orang tua khawatir terhadap kita.
Mereka khawatir kita akan lama menganggur sebab mereka peduli terhadap masa depan kita, dan itulah kenapa mereka mengkritik supaya kita lebih giat mencari kerja.
Katakan bahwa Kritik atau Cemoohan Itu Menyakitkan
Kritik atau cemoohan memang dapat terasa menyakitkan, terlebih jika disampaikan oleh orang dan lingkungan yang dekat dengan kita, seperti teman maupun keluarga.
Meski terkadang tujuannya untuk membuat diri kita menjadi individu yang lebih baik, namun kritik atau cemoohan itu tetap membuat kita merasa tak nyaman.
Untuk mengatasinya, katakanlah sejujurnya kepada pihak yang mengkritik atau mencemooh tersebut bahwa perkataan mereka telah menyinggung perasaan kita.
Katakan pula kepada mereka bahwa jika mereka memang ingin membuat diri kita menjadi individu yang lebih baik, maka mereka sebaiknya berhenti mengkritik atau mencemooh kita.
Sebagai gantinya, mereka dapat memberikan solusi untuk membantu kita berkembang menjadi lebih baik.
Misal, saudara kita kerap mencemooh diri kita lantaran tidak berhasil kuliah ke luar negeri seperti yang diekspektasikan keluarga.
Baca Juga: Makin Cerah Pakai Warna Peach, Ini 7 Lip Matte untuk Perempuan Tipe Pengampu
Nah, kita bisa mengatakan bahwa cemoohannya menyakiti hati kita dan memintanya untuk berhenti mencemooh.
Selain itu, kalau memang keluarga, termasuk dirinya, ingin kita kuliah di luar negeri, maka mereka dapat membantu kita mencari beasiswa pendidikan ke luar negeri sebagai solusinya.
Abaikan Kritik atau Cemoohan yang Memang Negatif
Ingat, ada kritik atau cemoohan yang memang bertujuan negatif dan dilakukan semata-mata untuk menurunkan kepercayaan diri dan menyakiti perasaan individu.
Ini biasanya dilakukan oleh orang bermulut tajam yang gemar merisak (bully) orang lain secara verbal untuk membuat diri si pengkritik atau pencemooh merasa lebih baik.
Apabila kita mendapati orang dan lingkungan sekitar mengkritik atau mencemooh diri kita untuk tujuan buruk seperti itu, abaikan saja, ya.
Tak usah repot-repot menanggapi kritik atau cemoohan itu sebab hanya akan melukai hati kita lebih jauh.
Kawan Puan, khususnya yang bertipe Pengampu, semoga cara-cara ini dapat membantumu menghadapi kritik atau cemoohan dengan lebih baik, ya.
(*)