Parapuan.co - Kawan Puan, tak peduli berapa umurmu, merawat vagina demi menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan itu penting.
Tapi jangan asal-asalan ya, sebab menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan di area intim itu harus disesuaikan dengan umur kita juga lho.
Pasalnya, kamu perlu tahu kalau vagina itu berubah seiring bertambahnya usia seseorang, maka dari itu, merawat kesehatan seksual dan reproduksi perempuan itu harus dilakukan dengan baik dan benar.
Misalnya untuk perempuan di usia 40-an.
Baca Juga: Beda dengan Gejala Ringan, Ini Tanda Orang Termasuk Pasien Covid-19 Gejala Sedang
Dilansir dari Healthline, The North American Menopause Society mengatakan bahwa kebanyakan perempuan mengalami menopause antara usia 45 dan 55 tahun, dengan rata-rata kejadi di usia 51 tahun.
Berdasarkan data tersebut, diketahui juga pada usia 40-an, perempuan akan memasukki masa perimenopause.
“Rata-rata, perimenopause, berlangsung selama empat tahun sebelum transisi penuh ke menopause, atau bahkan bisa lebih ,” kata Candice Vaden, WHNP.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Usai Keguguran, Kapan Aman Berhubungan?
Di mana perimenopause terjadi ketika kadar estrogen menurun secara perlahan.
Akibatnya, timbul gejala yang mengubah hidup seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, kekeringan pada vagina, dan hal lain yang mengubah lingkungan area kewanitaan.
Penurunan estrogen juga menyebabkan penurunan suplai darah ke vagina dan vulva, berkurangnya kolagen di jaringan vulva, dan perubahan pH vagina.
“Seorang perempuan mungkin memerhatikan bahwa rambut kemaluannya menipis, vulva dan vaginanya menjadi lebih kering, dan labian yang tampak lebih longgar karena kandungan lemak yang lebih sedikit," jelas Candice.
Baca Juga: Anak Alami Alergi Susu Sapi? Ini yang Perlu Dilakukan Menurut Dokter
Dia menekankan bahwa gejala perimenopause ini sangat individual, beberapa perempuan hampir tidak menyadarinya sementara yang lain mengalaminya dengan cara yang lebih jelas.
Candice menyatakan bahwa persalinan pervaginaan dan berat badan itu turut memengaruhi kekuatan dasar panggul.
Tak sampai situ saja, berkurangnya kadar estrogen juga mampu menyebabkan penurunan tonus dasar panggul.
Hal ini mengakibatkan prolaps vagina atau kebocoran urin yang tidak disengaja.
Mengetahui kondisi ini, Candice menyebut sebaiknya perempuan di usia 40-an untuk melakukan senam kegel untuk melatih kekuatan dasar panggul.
Mirip dengan usia 30-an, jika Kawan Puan hamil di usia 40-an, Candice menambahkan bahwa vagina mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh setelah melahirkan normal.
Di kisaran usia 40-an, gejala perimenopause seperti vagina yang tidak terlumasi selama adanya gairah seksual dan kekeringan pada area kewanitaan itu umum terjadi.
Baca Juga: Sulit Bernapas karena Pakai Masker Dobel? Jangan Dilepas, Lakukan 4 Tips Ini
Untuk mengatasi hal tersebut, Candice berpesan agar Kawan Puan menggunakan pelumas, tak lupa juga melakukan foreplay (pemanasan) dan menstimulasi klitoris sebelum berhubungan intim.
Apabila kekeringan pada vagina masih berlanjut, segera datang ke dokter dan dapatkan solusi terbaik.
Penurunan kadar hormon juga turut mengubah pH vagina, sehingga jumlah flora yang sehat berkurang.
Akibatnya perempuan lebih rentan terhadap infeksi vagina dan infeksi kulit vulva.
Untuk situasi tersebut, alangkah baiknya menjaga vagina dengan minum suplemen probiotik ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Berat Badan Naik Usai Isolasi Covid-19? Yuk, Terapkan Body Positivity
Kawan Puan, melihat ulasan di atas, kamu jadi paham ya kalau merawat vagina itu harus disesuaikan dengan usia kita.
Jadi yuk, jaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dengan tepat. (*)