Parapuan.co – Kawan Puan, tahukah kamu bahwa pandemi adalah masa sulit bagi ibu?
Pandemi adalah masa sulit bagi ibu karena ibu memiliki banyak peran yang dilakukan dalam satu waktu.
Di antaranya adalah mendampingi anak bersekolah di rumah, mengerjakan tugas anak, mengasuh anak, dan tentunya mereka juga disibukkan oleh pekerjaan kantor maupun rumah tangga.
Berdasarkan laporan baru dari Center for Global Development, memperkirakan bahwa seluruh perempuan di dunia menghabiskan 173 jam waktu tambahan dalam mengasuh anak mereka selama masa pandemi tahun 2020.
Ini adalah 3 kali lipat dari waktu yang dihabiskan oleh laki-laki.
Baca Juga: Ini Pengaruh 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kehidupan Anak di Masa Depan
Pada tahun nonpandemi, perempuan di seluruh dunia menghabiskan sekitar 4,5 triliun jam untuk merawat anak, dibandingkan dengan sekitar 1,4 triliun jam yang dihabiskan oleh laki-laki.
“Kami tahu ada kesenjangan, tetapi ketidaksetaraan waktu dalam mengasuh anak adalah hal yang sangat mengejutkan,” kata Charles Kenny, seorang anggota senior di Center for Global Development pada Huffpost.
Meskipun laporan baru menunjukkan ada beban khusus pada ibu di negara berpenghasilan rendah dan menengah, ada banyak bukti bahwa perempuan di Amerika Serikat dihantam oleh tuntutan untuk bekerja dan mengasuh anak secara penuh.
Melansir dari Huffpost, biro sensus Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 1,4 juta perempuan tidak bekerja saat anak memasuki usia sekolah.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semua memiliki dampak signifikan pada kesejahteraan emosional perempuan.
Depresi dan kecemasan pada ibu akan meningkat, dan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa hampir 10 juta perempuan di seluruh Amerika Serikat menderita kelelahan di tempat kerja.
Ketika sekolah dan pusat penitipan anak terus dibuka kembali, beberapa tekanan ekstra yang diberikan pada ibu selama setahun terakhir akan surut.
Baca Juga: Ini Dia 3 Cara Beradaptasi Sebagai Ayah Tunggal Setelah Bercerai
Anak akan kembali melakukan aktivitasnya di sekolah dan beberapa tempat penitipan anak akan segera kembali dibuka.
Ini menunjukkan jika ibu dapat kembali beraktivitas secara normal dan tentunya dapat kembali bekerja.
Meski begitu ibu tidak bisa secara serta merta kembali ke tempat kerja.
Perlu adanya penyesuaian, terlebih kondisi mental yang pernah mereka alami karena dampak emosional dan stres.
Belajar dari hal tersebut, pemerintah di seluruh dunia perlu mendukung dengan cara berinvestasi pada tempat penitipan anak.
Agar kelak setiap negara memiliki tempat penitipan anak yang terjangkau, berkualitas sehingga bisa bantu mengatasi masa sulit bagi ibu di era pandemi seperti sekarang. (*)