Parapuan.co - Kawan Puan, tanpa kita ketahui perlakuan misogini di tempat kerja masih banyak menimpa perempuan termasuk di Indonesia.
Misogini di tempat kerja ini sendiri dialami oleh perempuan dari rekan kerja sendiri.
Yang menjadi masalah, misogini di tempat kerja ini sering tidak disadari karena dilakukan melalui candaan dari rekan pria.
Nah, sebelum membahas lebih dalam lagi, yuk, kita kenali apa itu misogini ini.
Baca Juga: Ingin Menambah Penghasilan? Ini 4 Tips Bekerja sebagai Freelancer
Misogini adalah sikap, tingkah laku kebencian, penghinaan dan keengganan seseorang terhadap perempuan.
Secara etimologi, misogini ini berasal dari kata Yunani, yakni miseo yang diterjemahkan sebagai kebencian dan kata gyne yang mengacu para perempuan.
Nah, perlakuan misogini di Indonesia sendiri masih terbilang tinggi.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh PARAPUAN berjudul PARAPUAN berjudul Pengalaman Perempuan Menerima Ujaran Kebencian, Seksisme, dan Misogini Selama Pandemi Covid-19.
Survey PARAPUAN ini menemukan bahwa 41 persen responden mengalami misogini ini dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja.
Ada bermacam-macam bentuk misogini didapat 62 merasakan tindakan misogini ini dari perkataan verbal, 28 persen melalui aplikasi chating, 26 persen postingan sosial media, 18 persen pernyataan di media massa dan 3 persen dalam bentuk lainnya.
Adapun penghinaan yang didapat perempuan, yakni seperti labelling (sampah, pelacur, status janda), kemampuan yang direndahkan karena berstatus ibu rumah tangga dan body shamming.
Selain itu, penghinaan juga didapat dari pelecehan seksual oleh teman pria yang dilakukan lewat candaan atau cat calling, hingga make up dan cara berpakaian.
Dampak misogini terhadap perempuan di Indonesia ini sendiri sangat menyedihkan.
Dari perlakuan ini, para korban misogini ini merasa tidak berharga, tidak percaya diri, mejadi sulit percaya dengan orang lain, cemas, takut bahkan trauma.
Nah, dari sekian banyak tempat, perlakuan misogini ini paling banyak terjadi dalam lingkup pekerjaan atau di kantor oleh rekan kerja, Kawan Puan.
Baca Juga: Tak Perlu Buru-Buru, Perhatikan Hal Ini Sebelum Resign dari Kantor
Bukan tanpa alasan, dalam lingkup pekerjaan, kontribusi perempuan dianggap tidak sebanding dengan laki-laki.
Maka dari itu, untuk bisa mengatasi misogini di lingkungan pekerjaan ini, sebagai perempuan, kamu harus bisa menaikan nilai dirimu terlebih dahulu nih, Kawan Puan
Bagaimana caranya?
Melansir dari INC, berikut cara menaikan value untuk melawan misogini di tempat kerja.
Tegas Dalam Menetukan Pandangan Orang
Kawan Puan, salah satu masalah yang sering dihadapi perempuan adalah menentukan bagaimana cara mereka dipandang ditempat kerja.
Inilah yang dialami oleh Dee C. Marshall, CEO dari Diverse and Engaged.
Dee menceritakan bahwa orang-orang sering salah memberikan pandangan, mereka kerap kali menganggap bahwa Dee adalah pembicara motivator alih-alih seorang CEO.
Nah, untuk mempertegas posisinya, Dee sering kali memperkenalkan ulang dirinya saat menjadi pembicara dalam acara-acara tertentu.
Meski pembawa acara sudah terlebih dahulu memperkenalkannya, dengan nada suara yang lebih tegas dan lantang, Dee suka memperkenalkan dirinya kembali.
Baca Juga: Hati-Hati, 7 Alasan Ini Bikin HRD Enggan Menghubungimu untuk Interview
"Sayalah yang menentukan bagaimana dan apa yang harus dipikirkan orang tentang saya. Dan itulah yang harus dilakukan perempuan.
"Pastikan kamu tegas memberi tahu orang-orang siapa kamu sebenarnya, kata Dee.
Membangun Jaringan yang Luas
Kawan Puan, salah satu cara meningkatkan value atau nilaimu agar lebih dihargai adalah dengan memiliki jaringan yang lebih luas.
Inilah yang disampaikan Liz Elting, pendiri dan CEO dari Elizabeth Elting Foundation.
Menurutnya bukan hanya karier di kantor, mengenal lebih banyak orang di luar bidang pekerjaan juga sangat penting untuk meningkatkan value.
Hindari Menuruti Stereotip yang Berkembang di Masyarakat
Kawan Puan, untuk meningkatkan valuemu dan tidak dianggap rendah lagi, kamu harus bisa melawan stereotip yang berkembang di masyarakat.
Hal inilah yang dilakukan oleh Star Carter dan Mandy Price, co-founder dari Kanarys, lakukan.
Star dan Mandy menceritakan pengalamannya menemui salah satu venture capital untuk pendanaan Kanarys.
Keduanya sama-sama tahu bahwa VC sering kali menanyakan pertanyaan motivasi dan keberhasilan bisnis kepada pengusaha laki-laki, tapi tidak untuk pengusaha perempuan.
Baca Juga: Sering Tak Disadari, Gaslighting Juga Bisa Terjadi di Dunia Kerja
serng kali pengusaha perempuan hanya ditanya mengenai kesulitan yang mereka rasakan.
Tidak menyukai stereotip ini, keduanya berani mengalihkan pertanyaan mainstream tersebut.
Alih-alih, mereka justru menjawab pertanyaan yang sering ditujukan kepada laki-laki tadi.
Nah, Kawan Puan semoga informasi di atas dapat bermanfaat ya!(*)