Parapuan.co – Baru-baru ini kasus pemerkosaan yang terjadi pada anak-anak dan remaja begitu meresahkan ya, Kawan Puan.
Kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia merupakan permasalahan yang harus menjadi perhatian banyak pihak.
Terlebih lagi, kasus kekerasan seksual kerap kali merugikan perempuan sebagai korban.
Parahnya, kekerasan seksual pemerkosaan dapat memberikan dampak secara psikis, fisik, dan sosial bagi korban.
Menurut Komnas Perempuan, dampak kekerasan seksual pemerkosaan bagi korban di antaranya:
Baca Juga: Bentuk Kekerasan Berbasis Gender Online di Aplikasi Kencan, Apa Saja?
1. Dampak psikologis
Pada aspek psikiatrik dari korban kekerasan seksual, jejaknya tidak cepat diketahui atau disadari oleh orang lain, bahkan diri korban itu sendiri.
Korban dapat mengalamai gangguan jiwa seperti depresi, gangguan kepribadian, gangguan psikotik, gangguan panik, dan trauma.
Selain itu korban dapat mengalami tekanan psikologis, disosiasi, gejala gangguan stres pasca trauma, dan kegelisahan.
Pada tahap yang lebih parah, korban dapat memiliki perilaku menyakiti diri, pikiran bunuh diri dan dorongan untuk mengakhiri hidup, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, hingga terjerat ruang prostitusi dan perdagangan orang.
2. Dampak fisik termasuk kesehatan
Secara fisik, korban dapat mengalami eating and sleep disorder, disabilitas pekerjaan, penyakit kronis; nyeri kronis.
Terlebih lagi korban dapat mengalami penyakit menular seksual (PMS) seperti clamida, herpes, termasuk HIV.
Baca Juga: Salah Satunya Bisa Lewat Podcast, Ini Pentingnya Menyuarakan Isu Kekerasan Seksual
Selanjutnya, dampak kekerasan seksual ada fisik yakni:
- Peradangan pada vagina (vaginitis)
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Pada pemerkosaan oral, sakit tenggorokan ataupun luka pada area mulut
- Gangguan hasrat seksual hipoaktif (hypoactive sexual desire disorder/HSDD), yaitu keengganan
- esktrem untuk berhubungan seksual atau bahkan menghindari semua kontak seksual.
- Perilaku seksual beresiko tinggi, seperti melakukan hubungan seks tanpa kondom ataupun
- dengan banyak pasangan
- Komplikasi ginekologis dan perinatal
- Risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Dampak sosial
Korban bisa mendapatkan stigma dan dikucilkan dari masyarakat.
Dampak tersebut berbeda pada setiap individu, mengingat bedanya konteks dan derajat keparahan yang berbeda.
Baca Juga: Pentingnya Suarakan Kekerasan Seksual, Salah Satu Medianya Bisa Lewat Podcast
Lebih lanjut lagi, korban pemerkosaan akan melalui tahapan respon mental yang dikenal dengan lima tahapan berduka.
"Para korban akan melalui tahapan respon mental yang disebut lima tahapan berduka. Kubler-Ross menggambarkan fase ini sebagai fase syok dan penolakan, kemarahan, tawar menawar, putus asa dan penerimaan," jelas Theresia Iswarini, perwakilan Komnas Perempuan pada webinar Selasa (29/6/2021).
Secara umum kelima tahapan ini berlangsung secara berurutan, meskipun pada beberapa orang bisa terjadi sebaliknya.
Lamanya waktu setiap orang pada setiap fase bervariasi.
"Layanan pendampingan psikologis siperlilan untuk membantu korban perkosaan mencapai tahap penerimaan," tambah Theresia. (*)